Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih tinggi dibanding negara lainn seperti China, Singapura, Korea Selatan hingga Meksiko.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2024 sebesar 5,0,05 persen. Angka tersebut dinilai cukup positif di tengah ketidakpastian global.
"Di tengah ketidakpastian global, fundamental ekonomi kit masih baik dan di triwulan II kita tumbuh 5,05 persen," ucap Menko Airlangga di Jakarta, Senin (5/8/2024).
"Ini dibandingkan dengan China, kita masih lebih tinggi, China 4,7 persen, sedangkan Singapura sensiri 2,9 persen, Korea Selatan, 2,3 persen dan juga terkait dengan Meksiko kira-kira 2,24 persen," sambungnya.
Baca juga: BPS Catat Pertumbuhan Ekonomi RI Melambat Jadi 5,05 Persen di Kuartal II 2024
Baca juga: Petinggi Bank Dunia Ketemu Jokowi, Puji Pertumbuhan Ekonomi RI Stabil
Airlangga mengatakan pertumbuhan ekonomi tersebut juga didukung dengan inflasi yang tetap terkendali sebesar 2,13 persen.
Lalu, ia menyebut bila dilihat dari konsumsi rumah tangga juga tetap terkendali dengan baik.
"Pertumbuhan ekonomi ini juga didukung oleh inflasi yang tetap terkendali sebesar 2,13 persen. Kemudian kalau kita lihat dari berbagai komponen, seluruhnya positif baik, dari segi konsumsi rumah tangga kita 4,93 persen dengan share 54,53 persen," ungkap Menko Airlangga.
Sebelumnya, BPS menyampaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2024 sebesar 5,05 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Adapun angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 bila dibandingkan triwulan II-2023 atau secara year-on-year tumbuh 5,05 persen," ucap Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (5/8/2024).
Edy menyampaikan perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal II 2024 atas harga berlaku tercatat sebesar Rp5.536,5 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan sebesar Rp3.231 triliun.