Naik lagi, Utang Luar Negeri RI Kuartal II 2024 Tembus USD408,6 Miliar

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Agu 2024, 15:37
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Mata uang Rupiah dan Dolar AS/ist Mata uang Rupiah dan Dolar AS/ist

Ntvnews.id, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II 2024 tetap terkendali. Posisi utang luar negeri Indonesia pada kuartal II 2024 tercatat sebesar USD408,6 miliar atau sekitar Rp6.417,06 triliun (USD1=Rp15.705).

Jumlah utang tersebut tumbuh sebesar 2,7 persen year on year (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,2% (yoy) pada kuartal I 2024.

Asisten Gubernur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, peningkatan tersebut bersumber dari utang luar negeri sektor publik maupun swasta. Sementara utang luar negeri pemerintah kembali mencatat kontraksi pertumbuhan.

"Posisi ULN pemerintah pada triwulan II 2024 sebesar USD191,0 miliar, atau mencatat kontraksi pertumbuhan 0,8% (yoy), berlanjut dari kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 0,9% (yoy)," ucap Erwin dalam keterangannya, Kamis (15/8/2024).

Baca juga: Begini Liburan dengan Berhutang Ala Orang Amerika

Erwin menyebut, perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh penyesuaian penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara pruden, terukur, oportunistik dan fleksibel untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal.

Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas dengan tetap memperhati?kan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

Berdasarkan sektor ekonomi, ULN pemerintah utamanya mencakup sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (20,9% dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,8%); Jasa Pendidikan (16,8%); Konstruksi (13,6%); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,5%).

"Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,99% dari total ULN pemerintah,"  jelas Erwin.

Baca juga: Utang Pemerintah Tembus Rp8.444 Triliun per Juni 2024, Ini Kata Stafsus Sri Mulyani

Lebih lanjut, utang luar negeri swasta tetap terjaga. Pada triwulan II 2024, posisi ULN swasta tercatat sebesar 196,5 miliar dolar AS, atau tumbuh 0,3% (yoy), setelah mengalami kontraksi pertumbuhan 1,2% (yoy) pada triwulan I 2024.

"Perkembangan tersebut didorong oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang tumbuh 0,6%(yoy) di tengah ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang masih mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,9% (yoy)," ungkap Erwin.

Berdasarkan  sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari s??ektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,1% dari total ULN swasta.

ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,7% terhadap total ULN swasta. 

Halaman
x|close