Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp71 Triliun Resmi Masuk APBN 2025

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Agu 2024, 20:03
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menkeu Sri Mulyani jelaskan anggaran makan bergizi gratis masuk RAPBN 2025 (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono) Menkeu Sri Mulyani jelaskan anggaran makan bergizi gratis masuk RAPBN 2025 (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan program makan bergizi gratis (MBG) yang menjadi andalan Presiden Terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Bendahara Negara memastikan bahwa nilai anggaran program makan bergizi gratis sebesar Rp71 triliun sudah masuk RAPBN 2025.

"Untuk program prioritas presiden terpilih makanan bergizi gratis yang Rp71 triliun sudah ada," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN 2025, Jumat (16/8/2024).

Kendati demikian, Sri Mulyani tidak merincikan lebih lanjut mengenai detail anggaran perporsi apakah tetap Rp15.000 per anaka atau tidak. Pasalnya saat ini masih tahap proses penyempurnaan dari tim Prabowo-Gibran.

Baca juga: Anggaran Infrastruktur 2025 Capai Rp400,3 Triliun, Termasuk Untuk IKN

"Nanti akan dijelaskan dari tim makan bergizi gratis yang saat ini terus disempurnakan," jelas Sri Mulyani.

Ia berharap selain meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), program makan bergizi gratis juga bisa menciptakan multiplier effect ke sektor ekonomi daerah.

"Tujuannya untuk mencipatakan anak yang cerdas tapi juga multiplier ekonomi lokal juga akan ditekankan yaitu UMKM nya makin berdaya dan ekonomi daerah bisa bergerak," ungkapnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Terpilih Gibran Rakabuming Raka mengatakan, biaya untuk program makan bergizi gratis di Kota Tangerang, Banten, sebesar Rp15 ribu per siswa.

"Untuk biaya Rp15 ribu. Tapi biaya di setiap daerah pasti berbeda. Intinya adalah kebutuhan nutrisi di setiap makanan terpenuhi," kata Gibran.

Baca juga: Kota Tangerang Mulai Makan Bergizi Gratis di 60 Sekolah Selama 3 Bulan

Gibran menyebut, para ahli gizi merekomendasikan agar susu dan makanan tidak disajikan bersamaan.

"Susu diberikan pada istirahat jam pertama, sedangkan makan nasi saat istirahat kedua," ujar Gibran.

Sementara itu, masukan dari pemerhati lingkungan mengenai penggunaan kemasan makanan juga telah diterapkan.

"Jadi para siswa membawa tempat makan yang bisa dicuci, sehingga menghindari penggunaan plastik," jelasnya.

Halaman
x|close