Ntvnews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mencatat penyaluran kredit sebesar Rp727 triliun atau mengalami naik 11,7 persen secara tahunan (yoy).
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, angka ini membaik jika dibandingkan pertumbuhan kredit di kuartal pertama yang sebesar 9,6 persen yoy.
"Pertumbuhan kredit ini dihasilkan dari ekspansi yang beruntun di segmen beresiko rendah, yaitu corporate blue chip, baik swasta dan BUMN, kredit consumer dan perusahaan anak," ucap Royke, Kamis (22/8/2024).
Royke melanjutkan, akselerasi pertumbuhan kredit ini juga tidak lepas dari stabilnya perekonomian nasional di tengah kondisi global yang sangat dinamis.
Baca juga: Baru 2 Minggu Diluncurkan, Wondr by BNI Sudah Diunduh Lebih 850 Ribu Kali
Kemudian perbaikan lingkungan operasional perbankan juga berkontribusi, terutama sejak Bank Indonesia (BI) memberikan insentif berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor tertentu, yang berlaku sejak 1 Juni 2024.
BI melalui insentif tersebut telah memperluas cakupan sektor prioritas kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) dengan turut mencakup sektor otomotif, perdagangan, listrik, gas, air, serta sektor jasa sosial, ekonomi kreatif, dan juga pembiayaan hijau.
Dengan memanfaatkan insentif ini, perbankan memperoleh tambahan likuiditas yang dapat dioptimalkan untuk meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat.
Selain itu, bagi BNI pemberian insentif ini juga berdampak positif pada Cost of Fund (CoF) yang mulai menunjukkan perbaikan di kuartal II 2024, karena dapat dimanfaatkan momentumnya untuk memperbaiki struktur DPK.
Adapun penyaluran kredit atau loan disbursement BNI (bank only) selama semester I 2024 mencapai Rp171 triliun, meningkat 48 persen dibandingkan semester I 2023, yang disalurkan terutama pada korporasi blue chip baik swasta dan BUMN.
Baca juga: BNI Mau Buka Kantor Cabang di Sydney Australia, Bidik 3 Segmen Pasar
Tiga sektor ekonomi dengan penyaluran kredit terbesar adalah perdagangan, energi, dan manufaktur. Namun, secara umum BNI masih melihat loan demand yang cukup baik di seluruh sektor ekonomi.
"Ekspansi kredit kami fokuskan pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional yang diikuti optimalisasi bisnis dari ekosistem debitur, sehingga mendorong pertumbuhan kredit di segmen lainnya, seperti consumer yang tumbuh hingga 15,1 persen yoy," ujar Royke.