Naik 3,8 Persen, BNI Kantongi Laba Bersih Rp10,7 Triliun di Semester I 2024

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Agu 2024, 22:06
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah), Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini (kanan), dan Direktur Retail Banking BNI Corina Leyla Karnalies (kiri) pada Paparan Kinerja Semester I-2024 Direktur Utama BNI Royke Tumilaar (tengah), Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini (kanan), dan Direktur Retail Banking BNI Corina Leyla Karnalies (kiri) pada Paparan Kinerja Semester I-2024

Ntvnews.id, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNi membukukan laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp10,7 triliun pada semester I 2024 atau tumbuh 3,8 persen secara tahunan (yoy).

"BNI mencatatkan kinerja yang semakin menguat di semester I 2024, didukung akselerasi pertumbuhan bisnis, baik dari sisi penyaluran kredit dan transaksi nasabah, maupun momentum perbaikan kualitas aset yang terjaga," ucap Royke, Kamis (22/8/2024).

Royke menyebut, pencapaian laba yang baik ini didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal kedua sehingga BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit per Juni 2024 sebesar 11,7% YoY menjadi Rp727 triliun, meningkat dibandingkan pertumbuhan kredit di kuartal pertama yang sebesar 9,6% yoy.

"Pertumbuhan kredit ini dihasilkan dari ekspansi yang prudent di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit consumer, dan perusahaan anak," jelasnya.

Baca juga: Satu Bulan Lebih Diluncurkan, Jumlah Pengguna wondr BNI Capai 2 Juta

Lanjut kata Royke, akselerasi pertumbuhan kredit ini juga tidak lepas dari stabilnya perekonomian nasional di tengah kondisi global yang sangat dinamis.

Serta operating environment yang membaik bagi perbankan, terutama sejak Bank Indonesia (BI) memberikan insentif berupa pelonggaran atas kewajiban pemenuhan giro wajib minimum (GWM) dalam rupiah kepada bank yang menyalurkan kredit atau pembiayaan kepada sektor tertentu, yang berlaku sejak 1 Juni 2024.

BI melalui insentif tersebut telah memperluas cakupan sektor prioritas kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) dengan turut mencakup sektor otomotif, perdagangan, listrik, gas, air, serta sektor jasa sosial, ekonomi kreatif, dan juga pembiayaan hijau, disamping sektor hilirisasi minerba-non minerba, perumahan, dan pariwisata yang telah ada sebelumnya.

Adapun tiga sektor ekonomi dengan penyaluran kredit terbesar adalah perdagangan, energi, dan manufaktur. Namun, secara umum BNI masih melihat loan demand yang cukup baik di seluruh sektor ekonomi.

Baca juga: Penyaluran Kredit BNI Tembus Rp727 Triliun, Ini Pendorongnya

"Ekspansi kredit kami fokuskan pada debitur top tier di masing-masing industri dan regional yang diikuti optimalisasi bisnis dari ekosistem debitur, sehingga mendorong pertumbuhan kredit di segmen lainnya, seperti consumer yang tumbuh hingga 15,1% yoy," ungkap Royke.

Halaman
x|close