Ntvnews.id, Jakarta - Airlangga Hartarto mengumpulkan mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) untuk membahas potensi kelas menengah Indonesia ke depan.
Adapun mantan Menko Perekonomian yang hadir adalah Dorodjatun Kuntjoro-Jakti periode 2021-2004, Aburizal Bakrie periode 2004-2005, Sri Mulyani periode Mei-Agustus 2008, Chairul Tanjung periode Mei-Oktober 2014 dan Darmin Nasution periode 2014-2019.
Dalam kesempatan tersebut Menko Airlangga menyampaikan bahwa kelas mengah merupakan motor utama penggerak ekonomi Indonesia.
"Pertama tadi disampaikan bahwa kelas menengah adalah motor utama penggerak ekonomi. Dan kelas menengah kita ini sekitar 17,13 persen," ucap Airlangga di Jakarta, Selasa (27/8/2024).
Baca juga: Curhat Airin Rachmi Diany, Sempat Direkomendasikan Airlangga, Tapi Dijegal Sosok Ini
Airlangga menjelaskan karakteristik dari kelas menengah adalah terkait dengan pola konsumsi. Di mana pengeluaran terbesar dari segi sektor untuk makanan, diikuti oleh perumahan, kesehatan, pendidikan, hingga hiburan atau sektor jasa.
"Perumahan menjadi prioritas, ini menjadi salah satu pengeluaran kedua terbesar. Dan setelah makanan dan minuman, sehingga bagi kelas menengah sektor perumahan ini menjadi penting," jelas Airlangga.
Selain itu, ia menyebut kelas menengah juga memiliki peran strategis untuk mendukung perekonomian untuk mencapai Indonesia Emas di 2045.
"Kelas menengah juga punya peran strategis untuk mendukung perekonomian terutama tentu tidak hanya berkontribusi terhadap entrepreneurship ataupun kewirausahaan. Tetapi juga terhadap penciptaan lapangan kerja," ungkap Airlangga.
Baca juga: 5 Fakta Soal Raja Jawa yang Disinggung Bahlil, Diajak Kenalan Megawati hingga Dikomentari Airlangga
"Tentu investasi menjadi penting, investasi yang positif. Dan ini tentu akan membuat perubahan sosial terutama untuk mencapai Indonesia Emas di 2045," lanjutnya.
Dalam acara itu terdapat beberapa rencana poin pembahasan. Pertama, diskusi akan membahas posisi kelas menengah dalam perekonomian Indonesia.
Kedua, fenomena kerentanan kelas menengah dengan berkaca dari Chillean Paradox. Ketiga, kebijakan dan program yang telah dilakukan Pemerintah dalam mendorong pertumbuhan kelas menengah.
Serta yang terakhir, usulan strategi dan kebijakan pemerintah ke depan untuk meningkatkan pertumbuhan kelas menengah.