Ntvnews.id, Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) mencatatkan penurunan pendapatan pada semester I 2024. Pendapatan bersih konsolidasi perseroan mencapai Rp64,5 triliun atau turun sebesar 6 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2023.
Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K Loebis mengatakan penurunan pendapatan disebabkan oleh penurunan kinerja disebabkan segmen mensin kontruksi dan pertambangan batu bara.
"Penurunan pendapatan, ditambah dengan biaya keuangan yang lebih tinggi dan kerugian selisih kurs menyebabkan penurunan laba bersih Perseroan sebesar 15 persen menjadi Rp9,5 triliun dari Rp11,2 triliun di semester pertama tahun 2023," ucap Sara dalam keterangannya, Sabtu (31/8/2024).
Perseroan memiliki lima segmen usaha. Segmen pertama adalah Mesin Konstruksi, yang bergerak di bidang distribusi alat berat dan layanan purna jual. Segmen kedua adalah Kontraktor Penambangan, yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara.
Baca juga: Anak Usaha United Tractors Garap PLTS Atap di Pabrik Astra Daihatsu Motor
Segmen ketiga adalah Pertambangan, terdiri dari Pertambangan Batu Bara dengan holding company PT Tuah Turangga Agung, Pertambangan Emas melalui PT Agincourt Resources dan PT Sumbawa Jutaraya serta Bisnis Nikel yang dijalankan oleh PT Stargate Pasific Resources dan investasi pada Nickel Industries Limited (NIC).
Segmen keempat adalah Industri Konstruksi, dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk dan segmen kelima adalah bidang Energi yang dijalankan oleh PT Energia Prima Nusantara.
Sementara itu, sampai dengan Juli 2024 volume penjualan alat berat Komatsu mencapai 2.515 unit atau turun 29 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 3.551 unit.
"Penurunan tersebut dikarenakan turunnya permintaan dari sektor pertambangan, konstruksi, dan kehutanan," ungkap Sara.
United Tractors bukukan laba bersih Rp9,5 triliun di semster 1 2024
Baca juga: Laba Bersih United Tractors Turun 15 Persen, Jadi Rp9,5 Triliun Semester I 2024
Dari total penjualan tersebut, sebanyak 63 persen diserap sektor pertambangan, 14 persen sektor perkebunan, 13 persen sektor konstruksi, dan 10 persen sektor kehutanan.
Penjualan produk merek UD Trucks turun 47 persen dari 195 unit menjadi 103 unit, sementara penjualan Scania turun 56 persen dari 526 unit menjadi 229 unit karena turunnya permintaan terutama di sektor pertambangan.
Untuk layanan purna jual, pendapatan dari penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat turun 10 persen menjadi Rp5,4 triliun sampai dengan semester pertama tahun 2024.