Sri Mulyani Ungkap Permasalahan yang Sedang Dihadapi Dunia, Soal Apa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Sep 2024, 14:35
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Keuangan Sri Mulyani/Instagram @smindrawati Menteri Keuangan Sri Mulyani/Instagram @smindrawati


Ntvnews.id
, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan kompetisi tarif pajak yang tidak sehat menjadi permasahan yang sedang dihadapi dunia saat ini.

"Salah satu permasalahan yang sedang dihadapi dunia saat ini adalah kompetisi tarif pajak yang tidak sehat," ucap Sri Mulyani dalam akun Instagram pribadinya @smindrawati, Jumat (20/9/2024).

Bendahara negara itu menjelaskan, sebagai salah satu organisasi international yang terus bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian dan sosial di seluruh dunia, Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) bekerja sama dengan Kementerian Keuangan dari berbagai negara di seluruh dunia untuk menjawabnya.

Baca juga: Selain Makan Bergizi Gratis, Sri Mulyani Umumkan Rincian Anggaran Program Unggulan Prabowo-Gibran

Baca juga: Didoakan DPR Jadi Menkeu Lagi di Era Prabowo, Sri Mulyani Jawab Ini

"Salah satunya adalah melalui Multilateral Instrument Subject to Tax Rule (MLI STTR) yang semalam saya tandatangani bersama-sama dengan 42 negara dan yurisdiksi lainnya," ungkap Sri Mulyani.

Menurutnya MLI STTR ini merupakan salah satu instrumen dalam Pillar Two yang merupakan bagian kesepakatan global untuk memimalisir kompetisi tarif pajak yang tidak sehat.

Sri Mulyani menjelaskan, perjanjian penting ini merefleksikan fakta bahwa MLI STTR menjadi prioritas penting bagi banyak negara berkembang yang menjadi anggota Inclusive Framework of Base Erosion and Profit Shifting (BEPS), memulihkan hak-hak pemajakan atas beberapa tipe transaksi lintas batas intra-group termasuk bunga, royalti, dan pembayaran atas jasa lainnya.

"Bagi negara berkembang, mobilisasi sumber daya menjadi sangat penting, dan MLI STTR ini menjadi salah satu solusi tambahan bagi negara berkembang untuk melindungi basis pajak korporat mereka," ungkap Sri Mulyani

"Saat ini, sudah lebih dari 1.000 perjanjian perpajakan kurang lebih 1/4 dari perjanjian perpajakan di seluruh dunia tercover oleh komitmen ini," tandasnya.

x|close