Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (23/9) diperkirakan bergerak variatif seiring adanya sentimen domestik ataupun global
Dilansir dari Antara, IHSG dibuka menguat 0,20 poin atau 0,00 persen ke posisi 7,743,20.
Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 0,10 poin atau 0,01 persen ke posisi 973,09.
"IHSG diprediksi akan kembali bergejolak pada pekan ini, mengingat minimnya sentimen pada pekan depan dari dalam negeri maupun luar negeri," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya.
Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menggelar konferensi pers APBN KiTa pada Senin (23/9), terkait dengan sejauh mana realisasi pendapatan dan belanja pemerintah hingga Agustus 2024.
Konferensi pers APBN kemungkinan menjadi konferensi pers terakhir Sri Mulyani karena Oktober 2024 mendatang sudah berganti pemerintahan baru.
Baca juga: IHSG Dibuka Melemah, Rupiah Menguat ke Rp15.103 per Dolar AS
Di lain sisi, pada Rabu (25/09) mendatang, FTSE Russel akan resmi melakukan penghapusan saham dari indeks FTSE. Dalam pernyataan FTSE, mereka menjelaskan ada empat pemegang saham yang mengendalikan 97 persen dari total saham yang diterbitkan.
Pelaku pasar tampaknya masih menimbang dampak dari dikeluarkannya saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dari indeks FTSE, yang menyebabkan IHSG melemah.
Dari mancanegara, pelaku pasar cenderung merespon positif terhadap keputusan The Fed, pemangkasan sebesar 50 basis poin (bps) lebih besar dibandingkan ekspektasi pasar yang hanya 25 bps.
Pemangkasan ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.
Pelaku pasar sepenuhnya memperkirakan pemangkasan setidaknya 25 bps pada November 2024, dengan ekspektasi untuk pemangkasan 50 bps dengan peluang 48,9 persen, menurut FedWatch Tool CME.
Pada hari ini, akan terdapat rilis data awal PMI Manufaktur S&P Global dan PMI Jasa periode September 2024.
Diketahui, PMI Manufaktur AS Global S&P direvisi sedikit turun menjadi 47,9 pada periode Agustus 2024 dari awal 48, atau menunjukkan kemerosotan tajam dalam sektor manufaktur AS di sepanjang tahun ini.
Kemudian, pada Kamis (26/09) mendatang, akan terdapat data klaim pengangguran berkelanjutan dan data klaim pengangguran awal AS. Dalam sepanjang pekan ini, juga akan terdapat pidato dari anggota FOMC yang akan menghiasi pasar saham.
Sementara itu, Bursa saham AS Wall Street sepanjang pekan lalu secara mayoritas menguat, yang mana pelaku pasar merespons positif terkait dipangkasnya suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Secara point-to-point, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 1,06 persen, S&P 500 menguat 1,23 persen, dan Nasdaq Composite naik 2,02 persen.
Baca juga: IHSG Dibuka Menguat, Rupiah Kokoh di Rp15.330 per Dolar AS
Bahkan, Wall Street berhasil mencetak rekor tertinggi barunya yakni pada perdagangan Kamis lalu. Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones naik tipis 0,09 persen. Sayangnya S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi masing-masing 0,19 persen dan 0,36 persen.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Hang Seng menguat 76,24 poin atau 0,42 ke 18,334,81, indeks Shanghai menguat 10,88 poin atau 0,40 persen ke level 2.747,69, dan indeks Straits Times menguat 10,48 poin atau 0,29 persen ke 3.635,25.
Bergeser ke, indeks Nikkei (Jepang) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.
Sementara itu, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi (23/9), melemah tiga poin atau 0,02 persen menjadi Rp15.153 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.150 per dolar AS.