Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto turut menyoroti pentingnya daya beli kelas menengah di Indonesia.
Pasalnya daya beli kelas menengah dapat menjaga perekonomian ke depannya.
Menurutnya jelang penghujung satu dekade kepemimpinan Presiden Joko Widodo, perekonomian nasional terus menunjukkan penguatan melalui berbagai capaian, meski diliputi dengan ekskalasi ketidakpastian global akibat Covid-19, ketegangan konflik geopolitik di Timur Tengah, hingga kondisi pelambatan ekonomi global.
"Kita di awal Covid-19 langsung kita persiapkan yang namanya Perpu Nomor 1 atau Undang-Undang Nomor 2. Itu yang membuka defisit anggaran dan juga tingkat presentasi terhadap utang dan juga adjustment terhadap kebijakan anggaran di mana 2021-2022 kita sediakan anggaran untuk pemulihan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional,” ucap Airlangga, Kamis (3/10/2024).
Baca juga: Jumlah Kelas Menengah di RI Turun, Apa Penyebabnya?
Selanjutnya, Airlangga menuturkan bahwa perkembangan perekonomian nasional akan terus didorong kian optimal hingga akhir tahun 2024 agar target pertumbuhan ekonomi dapat tercapai.
Kebijakan yang dianggap bisa menopang pertumbuhan salah satunya pemberian insentif bagi sektor kelas menengah, seperti insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) atas pembelian rumah dan kendaraan berbasis listrik.
Hal tersebut mengingat properti dan otomotif merupakan produk pembelian terbesar yang dikonsumsi oleh masyarakat kelas menengah.
Selain insentif tersebut, kebijakan lain yang diberikan Pemerintah bagi masyarakat kelas menengah seperti subsidi energi, subsidi listrik, jaminan kesehatan melalui kepesertaan pada BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan bagi pekerja, hingga insentif pendidikan melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Baca juga: Infografik: Dukungan Pemerintah untuk Kelas Menengah
Selain itu, Pemerintah juga berupaya mendorong UMKM sebagai bagian dari kelas menengah agar lebih terdongkrak yakni melalui kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan tingkat bunga yang rendah.
Ke depan, Airlangga juga menyampaikan bahwa sejumlah program strategis akan dilakukan Pemerintah untuk mempersiapkan pencapaian target pertumbuhan ekonomi jangka panjang menuju tahun 2045.
Seperti mendorong transisi energi yang telah disiapkan Pemerintah mulai dari hydropower, pengembangan lanjutan dari geothermal, hingga pengembangan solar panel.
Selanjutnya, digitalisasi juga dinilai Pemerintah menjadi pengungkit perekonomian dengan menyumbang potensi ekonomi digital pada tahun 2030 hingga USD 300 miliar.