Ntvnews.id, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung upaya Presiden Terpilih Prabowo Subianto yang menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen.
Seperti diketahui, Presiden terpilih Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen melalui berbagai program yang bakal dijalankan seperti hilirisasi dan ekspor.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae pun menyambut baik rencana tersebut karena bisa berdampak positif kepada kredit perbankan.
"Secara prinsip, OJK akan mendukung upaya-upaya pemerintah untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi, yang nantinya juga akan berdampak positif pada pertumbuhan kredit perbankan," ucap Dian dalam jawaban tertulis, Jumat (11/10/2024).
Baca juga: Bamsoet Dukung Rencana Prabowo Subianto Turunkan PPh Badan ke 20 Persen
Dian menjelaskan, proyeksi pertumbuhan kredit tahun 2025 baru akan disusun dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) di akhir tahun 2024.
"Tentu berbagai faktor termasuk tingginya ketidakpastian global saat ini akan ikut menjadi variabel yang menentukan bagi perbankan dalam menyusun RBB 2025," ungkapnya.
Selain itu, bank dalam hal ini akan memperhatikan kondisi ekonomi secara global dan domestik yang masih perlu untuk diwaspadai ke depan.
"Antara lain adalah kecepatan dan kedalaman penurunan FFR serta hasil Pemilu Presiden di AS, kondisi ekonomi dan arah kebijakan moneter Tiongkok, perkembangan konflik geopolitik Rusia dan Ukraina maupun konflik di Timur Tengah, serta kebijakan Pemerintah baru Indonesia," tandasnya.
Baca juga: Luhut Yakin Prabowo Mampu Bawa Ekonomi Indonesia Maju
Sebelumnya, Wakil Ketua Tim TKN Prabowo-Gibran yang juga Wakil Ketua Komisi Energi DPR Eddy Soeparno membeberkan cara Pemerintahan Prabowo-Gibran bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Salah satunya akan mendorong hilirisasi nikel. Hal ini karena Indonesia merupakan produsen terbesar sekaligus pemilik cadangan utama nikel dunia.
Menurutnya dari total 130 juta ton cadangan nikel dunia, sebanyak 55 juta ton atau setara 42 persennya tersimpan di Indonesia. Secara perhitungan ekonomi, ekspor nikel pada 2023, Indonesia mendapat Rp106,59 triliun.
"Hilirisasi nikel secara berkelanjutan jadi salah satu fokus utama mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Tantangannya, bagaimana memastikan pemerintah Indonesia ke depannya melaksanakan hilirisasi nikel secara berkelanjutan," ucap Eddy Soeparno, Senin (30/9).