Bahlil Buka-bukaan Hambatan RI Capai Kedaulatan Energi, Apa Saja?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Okt 2024, 13:48
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono) Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut, Indonesia tidak dapat mencapai kedaulatan energi apabila tidak bisa menyelesaikan penurunan produksi terangkut (lifting) minyak dan gas bumi.

Awalnya, Bahlil menjelaskan Indonesia mengalami penurunan lifting minyak sejak 30 tahun terakhir.

Menurutnya, Indonesia mampu memproduksi minyak hingga 1,6 juta barel per hari pada periode 1996-1997 tersebut, dengan konsumsi minyak berkisar 600-700 ribu barel per hari.

"Kita tahu bahwa 30 tahun kemarin tepatnya waktu itu tahun 1996-1997 bahwa lifting minyak kita itu 1.600.000 barel per hari," ucap Bahlil dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Relawan Pengusaha Muda Nasional (Rakornas Repnas) 2024 di Jakarta, Senin, 14 Oktober 2024. 

Baca juga: Kelakar Prabowo Saat Tahu Bahlil dan Rosan Tak Hadir Acara BNI: Tolong Dicatat!

Baca juga: Sumur Minyak RI Hampir 45 Ribu, Bahlil Ungkap yang Bisa Produksi Cuma 16 Ribu

Kondisi ini memungkinkan bagi Indonesia mengekspor sekitar 1 juta barel per hari, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pendapatan negara sebesar 40-50 persen.

Namun, Bahlil menyebut kondisi ini berbalik berbanding terbalik, di mana saat ini Indonesia impor minyak 1 juta barel per hari.

"Jadi apa yang terjadi di tahun 1996-1997 kita ekspor sekarang berbalik kita impor dengan jumlah yang sama. Ini kira-kira masalah negara kita," sambungnya.

Sehingga, Bahlil menegaskan bila Indonesia tidak mampu mengatasi penurunan lifting minyak dan gas bumi, maka jangan pernah bermimpi akan menuju kedaulatan energi.

"Jadi kalau tidak kita mampu mengatasi lifting maka jangan pernah bermimpi kita ini akan menuju kepada kedaulatan energi," tandasnya.

x|close