Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan bahwa PT Bio Farma (Persero) telah mendapatkan kontrak ekspor vaksin dengan nilai Rp1,4 triliun untuk tahun 2025.
Erick pun memastikan Kementerian BUMN akan terus mendorong Bio Farma agar bisa menjadi pusat produksi vaksin dunia.
"Kami terus mengupayakan Bio Farma ini terus menjalankan kerjasama dengan banyak pihak di berbagai negara supaya Bio Farma ini bisa menjadi pusat atau salah satu pusat produksi vaksin dunia," ucap Erick di Jakarta, Jumat (1/11/2024).
Lebih lanjut, Erick mendorong produksi vaksin dari Bio Farma bisa meningkat lima kali lipat dalam 10 tahun ke depan.
Baca juga: Harga Tiket Pesawat Mahal, Erick Thohir Sebut Tak Bisa Dilihat Sesimpel Itu
"Ini berbagai jenis vaksin, ada Servik dan macam-macam," lanjutnya.
Wakil Direktur Utama Bio Farma Soleh Ayubi menambahkan, kontrak ekspor vaksin Rp1,4 triliun itu terjalin saat pertemuan rutin bersama 43 perusahaan farmasi global, WHO, hingga UNICEF di Sao Paolo, Brazil beberapa waktu lalu.
"Di Sao Paulo, Brazil kemarin, kita dipercaya kembali untuk menyuplai macam-macam vaksin seperti misalnya polio, difteri, tetanus, pertussis, yang totalnya sekitar Rp1,4 triliun untuk tahun 2025 saja," jelas Soleh.
Meski tak merinci negara-negara mana saja yang menjadi tujuan ekspor, Soleh menegaskan saat ini sebanyak 700 juta anak lebih dari 150 negara di dunia telah menggunakan vaksin produksi Bio Farma.
Baca juga: Bertemu Menpar Widiyanti, Erick Thohir Bahas Kolaborasi Pengembangan Pariwisata
"Kami terus berusaha memperbaiki produk kami, sambil memastikan supply chain-nya terjamin," ungkap Soleh.
Untuk diketahui, Bio Farma memiliki kantor pusat dan pabrik seluas 9 hektare di Bandung dengan kapasitas produksi sebanyak 3,5 miliar dosis vaksin per tahun.
Bio Farma telah mendapatkan sertifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan telah mengekspor produknya ke lebih dari 150 negara.