Menguak Co-Firing, Strategi Jitu PLN Tekan Emisi dan Tingkatkan Energi Bersih

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Nov 2024, 19:18
Deddy Setiawan
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Co-firing Co-firing (PLN)

Ntvnews.id, Jakarta - PT PLN (Persero) mengambil langkah besar dalam mendukung agenda pemerintah untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025.

Salah satu inisiatif utamanya adalah penerapan teknologi co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), di mana batu bara sebagai bahan bakar utama digantikan sebagian oleh biomassa.

Upaya PT PLN (Persero) dalam mendukung transisi energi bersih di Indonesia mencapai pencapaian signifikan pada 2023.

Dilansir dari lama resmi PLN, Selasa, 12 November 2024,  penerapan teknologi co-firing di berbagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), PLN berhasil mengurangi emisi karbon sebanyak 1,05 juta ton CO2e sepanjang tahun, sekaligus menghasilkan energi bersih sebesar 1,04 terawatt hour (TWh).

Teknologi co-firing yang memanfaatkan biomassa sebagai pengganti batubara bukan hanya bertujuan menekan emisi, tetapi juga berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi lokal melalui pemberdayaan masyarakat.

Mengapa Teknologi Co-Firing?

co-firing <b>(PLN)</b> co-firing (PLN)

Teknologi co-firing adalah metode substitusi batubara dengan biomassa di pembangkit listrik yang menggunakan teknologi konvensional berbasis batubara. Biomassa yang digunakan beragam, mulai dari limbah kayu, cangkang sawit, bonggol jagung, hingga bahan bakar padat dari sampah.

Teknologi ini merupakan langkah strategis dalam mendukung target bauran energi terbarukan Indonesia sebesar 23% pada 2025, dengan tujuan utama mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang menghasilkan emisi tinggi.

Co-firing menjadi pilihan yang lebih cepat dan efisien dibandingkan membangun pembangkit listrik baru berbasis energi terbarukan, karena cukup dengan modifikasi pada PLTU yang sudah ada.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyebutkan bahwa co-firing adalah “terobosan dalam transisi energi di Tanah Air, dengan manfaat yang luas tidak hanya dalam aspek pengurangan emisi, tetapi juga dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal.”

Ia menegaskan bahwa inovasi ini akan membawa manfaat ganda, mulai dari penurunan emisi karbon hingga kontribusi terhadap ekonomi kerakyatan melalui pengembangan biomassa di tingkat lokal.

Pencapaian PLN

Pada tahun 2023 menjadi tahun yang penuh prestasi bagi PLN dalam menjalankan program co-firing. Dibandingkan tahun 2022, PLN berhasil meningkatkan kapasitas produksi energi bersih dari 575 gigawatt hour (GWh) menjadi 1,04 TWh, atau naik sebesar 77%.

Pengurangan emisi karbon pun turut meningkat, mencapai angka tambahan sebesar 450 ribu ton CO2 dibandingkan tahun sebelumnya. PLN menggunakan sekitar 1 juta ton biomassa pada 43 PLTU di seluruh Indonesia, angka yang melonjak drastis dari 585 ribu ton pada 2022.

Pada akhir tahun, PLN bahkan sukses mengoperasikan PLTU Sintang di Kalimantan Barat secara hybrid, dengan 100% biomassa selama 15 hari dalam satu bulan. Pencapaian ini merupakan yang pertama di Indonesia, sekaligus menjadi bukti bahwa teknologi co-firing memiliki potensi besar dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau.

“Penggunaan biomassa secara penuh di PLTU Sintang adalah langkah nyata komitmen PLN dalam menciptakan energi bersih. Kami berharap ini bisa menjadi inspirasi untuk PLTU lainnya di seluruh negeri,” ujar Darmawan.

Menggandeng Masyarakat dalam Pengembangan Biomassa

co-firing <b>(PLN)</b> co-firing (PLN)

Keberhasilan co-firing ini tidak lepas dari dukungan masyarakat. Program ini turut meningkatkan perekonomian daerah melalui keterlibatan langsung warga dalam penyediaan biomassa. Rantai pasok biomassa melibatkan berbagai pihak, mulai dari koperasi, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), komunitas lokal, hingga pemerintah daerah.

Misalnya, sejak Maret 2023, PLN bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DI Yogyakarta dalam mengembangkan kawasan Green Economy yang memanfaatkan sumber daya lokal untuk mendukung target Net Zero Emissions (NZE) pada 2060.

PLN juga menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah dengan potensi biomassa yang melimpah. Kerja sama ini mencakup pemanfaatan sampah dari pemerintah daerah serta hasil hutan berupa kayu dan limbah pertanian seperti sekam padi, serbuk gergaji, dan cangkang sawit.

Dengan cara tersebut, PLN tidak hanya memanfaatkan biomassa sebagai pengganti batubara, tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan sumber pendapatan baru bagi masyarakat.

Implementasi Teknologi Co-Firing di Masa Depan

PLN berkomitmen untuk terus mengembangkan teknologi co-firing hingga tahun 2025. Rencananya, sebanyak 52 PLTU di seluruh Indonesia akan dilengkapi dengan teknologi ini. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kontribusi energi bersih dalam bauran energi nasional secara signifikan.

Pada tahun 2024, PLN menargetkan untuk menyerap 2 juta ton biomassa dengan tujuan mencapai 2 TWh energi bersih, meningkat dari target 1,04 TWh di tahun 2023. PLN juga akan memperluas cakupan PLTU yang menerapkan teknologi co-firing, serta meningkatkan jenis biomassa yang digunakan untuk memastikan pasokan yang stabil dan berkelanjutan.

Hingga 2025, PLN menargetkan total penyerapan biomassa sebesar 10,2 juta ton per tahun, yang diharapkan dapat mengurangi emisi karbon sebesar 11 juta ton CO2 setiap tahun.

Tantangan dan Peluang dalam Implementasi Co-Firing

Meskipun memiliki banyak keuntungan, teknologi co-firing juga menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan utama adalah ketersediaan pasokan biomassa yang stabil dan berkelanjutan.

PLN terus bekerja untuk mengatasi tantangan ini dengan membangun rantai pasok yang andal. Selain menggandeng pemerintah daerah, PLN juga bekerja sama dengan perusahaan swasta dan BUMN, termasuk Perhutani, untuk memastikan pasokan biomassa dalam jangka panjang.

Kendala lainnya adalah biaya investasi awal untuk mengadopsi teknologi co-firing di PLTU. Namun, PLN memandang biaya tersebut sebagai investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar, baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi.

Selain itu, PLN juga menghadapi tantangan dalam hal peningkatan kapasitas teknologi dan sumber daya manusia untuk mendukung co-firing di seluruh PLTU yang ada. Untuk mengatasi hal ini, PLN melakukan pelatihan dan peningkatan kapasitas bagi para karyawan, serta bekerja sama dengan akademisi dan lembaga riset untuk mengembangkan teknologi co-firing yang lebih efisien.

Mendukung Transisi Energi dan Menyongsong Masa Depan Energi Bersih

Co-firing <b>(PLN)</b> Co-firing (PLN)

Upaya PLN dalam mengimplementasikan co-firing sejalan dengan visi besar Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emissions pada tahun 2060. Dalam mewujudkan visi ini, PLN tidak hanya berfokus pada aspek teknologi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan ekonomi. Melalui program ini, PLN menunjukkan bahwa transisi energi tidak hanya berarti mengganti batubara dengan biomassa, tetapi juga melibatkan masyarakat dalam seluruh proses.

“Sebagai BUMN, tanggung jawab kami bukan hanya menyediakan energi, tetapi juga memastikan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat,” kata Darmawan.

Ia menambahkan, “Dengan teknologi co-firing, kami berharap bisa mewujudkan energi yang bersih, andal, dan murah untuk seluruh rakyat Indonesia.”

Selain itu, PLN juga berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dengan memanfaatkan biomassa dari limbah kayu, pertanian, dan sampah, PLN turut berkontribusi dalam mengurangi polusi lingkungan serta menjaga ekosistem hutan.

Dalam jangka panjang, PLN berharap bahwa teknologi co-firing dapat menjadi standar di seluruh PLTU di Indonesia, sehingga energi listrik yang dihasilkan tidak hanya bersumber dari energi fosil, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Pada Akhirnya…

Teknologi co-firing merupakan inovasi penting dalam perjalanan Indonesia menuju transisi energi bersih. Dengan menggantikan sebagian penggunaan batubara dengan biomassa, PLN tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan biomassa.

Melalui berbagai pencapaian yang diraih pada tahun 2023, PLN membuktikan komitmennya dalam mendukung target bauran energi terbarukan nasional dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil.

Dengan dukungan pemerintah, masyarakat, dan seluruh pemangku kepentingan, PLN optimis bahwa teknologi co-firing akan terus berkembang dan menjadi bagian penting dalam transisi energi di Indonesia. Program ini adalah langkah konkret PLN dalam menghadirkan energi bersih dan berkelanjutan, serta mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau bagi generasi mendatang.

 

x|close