Ntvnews.id, Jakarta - Samsung mengaku kesulitan mengembangkan prosesor Exynos 2500.
Raksasa teknologi asal Korea Selatan (Korsel) itu berencana meluncurkan Exynos 2500 generasi berikutnya secara global.
Namun, Samsung akhirnya memutuskan menggunakan Snapdragon 8 Elite besutan Qualcomm untuk Galaxy S25 Ultra secara global.
Terdapat peraturan yang membatasi jam kerja hingga 52 jam per minggu, dengan tambahan lembur hanya 12 jam, dianggap sebagai kendala terbesar dalam pengembangan Exynos Samsung.
Mengutip Gizmochina, Jumat, 15 November 2024, dengan pembatasan ini, para teknisi Samsung dilaporkan terpaksa menghentikan pekerjaan meski sedang berada di fase pengembangan krusial, sehingga menyebabkan tugas-tugas tertunda.
Menurut sumber The Chosun Daily, pembatasan ini telah menyebabkan beberapa karyawan bekerja lembur tanpa dibayar untuk tetap mengikuti jadwal yang padat.
Disebutkan manajemen Samsung telah melakukan pembicaraan dengan anggota parlemen di Korea Selatan guna mencari pengecualian terhadap aturan ini, karena mereka mempertimbangkan dampaknya terhadap daya saing perusahaan.
Sebagai perbandingan, perusahaan seperti Qualcomm dan Apple, yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS), tidak memiliki batasan jam kerja yang diwajibkan oleh undang-undang (UU).
Hal ini memungkinkan perusahaan tersebut memberlakukan jam kerja lebih panjang apabila diperlukan.
Sejumlah sumber menyebutkan, model Galaxy S25 dan Galaxy S25 Plus kemungkinan akan menggunakan chip Exynos 2500 atau Dimensity 9400.
Hal ini dikarenakan harga Snapdragon 8 Elite yang diperkirakan mencapai hampir US$200 (sekitar Rp3,17 juta), yang kabarnya jauh di atas anggaran Samsung untuk model dasar dan Plus.
Meski demikian, akan menarik untuk melihat bagaimana performa kedua model lainnya jika dibandingkan dengan model Ultra.