Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan Indonesia berkomitmen mendukung pengembangan pasar kredit karbon di kawasan Asia-Pasifik. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Dialog Pemimpin APEC bersama Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC).
Sebagai perwakilan Presiden Prabowo Subianto dalam dialog tersebut, Budi juga menegaskan bahwa Indonesia mendukung perdagangan digital dengan terus mendorong digitalisasi, termasuk dalam hal fasilitasi perdagangan dan pengembangan infrastruktur digital.
"Kami memandang pasar kredit karbon yang saling terhubung di kawasan Asia-Pasifik merupakan hal yang penting dalam mendukung menuju transisi energi bersih dan berkeadilan. Hal itu tidak hanya bermanfaat bagi kawasan, tetapi juga Indonesia," kata Budi, dilansir dari Antara, Senin 18 November 2024.
Baca Juga : Paus Fransiskus Serukan Penyelidikan Terhadap Genosida di Jalur Gaza
Forum dialog tersebut membahas sejumlah rekomendasi dari Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC), termasuk instrumen pendanaan inovatif melalui Currency Basket Indexed-Bonds, pasar kredit karbon yang dapat saling, serta digitalisasi perdagangan dan infrastruktur digital.
Diskusi juga menyoroti potensi Indonesia dalam mengembangkan bursa perdagangan karbon dan pasar kredit karbon yang terhubung secara regional.
Terkait dengan pembiayaan inovatif, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa perlu ada penjabaran lebih lanjut mengenai usulan ini agar dapat memberi manfaat bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Dalam kesempatan tersebut, merujuk pada pernyataan Special Envoy for Energy and the Environment untuk COP29, Budi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki sekitar 577 juta ton kredit karbon.
Oleh karena itu, optimalisasi dan interoperabilitas pasar karbon di tingkat regional sangat penting untuk memberikan manfaat besar bagi Indonesia.
Para perwakilan dunia usaha dalam forum itu juga menyoroti potensi besar Indonesia sebagai negara yang menarik bagi investor. Di tingkat domestik, Indonesia sangat fokus pada pencapaian target pengurangan emisi sebesar 31,89 persen secara domestik dan 43,2 persen melalui kolaborasi internasional. Dalam sektor kehutanan, Indonesia berhasil mengurangi kebakaran hutan hingga 82 persen.
Baca Juga : Kumpulan Bukti yang Dibawa Rizky Febian ke Sidang Isbat Nikah
Deforestasi hutan Indonesia juga tercatat pada level terendah dalam dua dekade terakhir, sementara ekosistem mangrove yang berperan penting dalam penyerapan karbon terus direstorasi.
Komitmen Indonesia terhadap perdagangan karbon juga tercermin dalam kebijakan nasional, salah satunya melalui pembentukan Badan Karbon Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi sektor publik dan swasta dalam upaya penanggulangan perubahan iklim.
Budi menjelaskan bahwa pada 26 September 2023, Indonesia telah meluncurkan bursa karbon, yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ini menandakan langkah progresif Indonesia dalam mengimplementasikan kebijakan pasar karbon domestik yang nantinya akan mendukung pengembangan pasar kredit karbon yang terhubung dengan ekonomi-ekonomi APEC.
Dalam hal perdagangan digital, Budi menekankan pentingnya paperless trade, Indonesia akan terus memfokuskan diri pada digitalisasi, termasuk dalam hal fasilitasi perdagangan dan pengembangan infrastruktur digital.
Ini bertujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, memperkuat perdagangan elektronik , serta membangun ekosistem layanan keuangan digital, yang sangat penting bagi pengembangan UMKM di Indonesia.
"Keseriusan Indonesia membangun infrastruktur perdagangan digital diharapkan dapat menciptakan ekosistem ekonomi digital yang inklusif, agile, dan berkelanjutan, sekaligus memberikan perlindungan yang optimal terhadap keamanan dan privasi data masyarakat," ungkapnya.