IHSG Dibuka Menguat, Rupiah Merosot ke Rp15.935 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Nov 2024, 10:23
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Ilustrasi - Karyawan melintas di depan layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)


Ntvnews.id
, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa 26 November 2024 berpeluang bergerak menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap rilis data inflasi Personal Consumption Expenditures (PCE) Amerika Serikat (AS) periode Oktober 2024.

Dikutip dari Antara, IHSG dibuka menguat 15,42 poin atau 0,21 persen ke posisi 7.329,53.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 3,05 poin atau 0,34 persen ke posisi 894,54.

"Melihat pergerakan IHSG kemarin, kami memproyeksikan hari ini IHSG masih melanjutkan penguatan," ujar Analis Senior Retail Research BNI Sekuritas Kevin Juido Hutabarat.

Dari Asia Pasifik, pelaku pasar tampak cukup positif pada perdagangan awal pekan, Senin (25/11) di tengah serangkaian data ekonomi yang akan dirilis selama pekan ini, termasuk keputusan suku bunga bank sentral Korea dan data PDB Kuartal III-2024 India.

Inflasi inti Singapura pada Oktober 2024 melambat seiring dengan meredanya kenaikan harga perawatan kesehatan dan rekreasi, indikator inti naik 2,1 persen pada bulan lalu, atau lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,5 persen, inflasi utama mencapai 1,4 persen, atau lebih lambat dari perkiraan sebesar 1,8 persen.

Data ekonomi lainnya yang akan dirilis pekan ini termasuk laba industri China per Oktober 2024 pada Rabu (27/11), angka inflasi untuk Oktober 2024 dari Australia juga akan diumumkan pada Rabu, dan data inflasi untuk November 2024 dari Jepang akan dirilis pada Jumat (29/11)

Dari Amerika Serikat (AS), pada pekan ini pelaku pasar AS akan tutup pada Kamis (28/11) untuk libur Thanksgiving dan hanya akan buka setengah hari pada Jumat (29/11).

Selain itu, data inflasi AS akan dirilis pada Rabu (27/11), termasuk data Personal Consumption Expenditure (PCE) Price Index.

Sementara itu, indeks-indeks Wall Street menguat pada Senin (25/11), yang mana Dow Jones mencatatkan (all time high) seiring optimisme pelaku pasar terhadap keputusan Presiden terpilih AS Donald Trump yang menunjuk Scott Bessent sebagai Menteri Keuangan akan membantu mengarahkan perekonomian tanpa menimbulkan inflasi.

Indeks Dow Jones naik 0,99 persen ke level 44.736,57, indeks S&P 500 naik 0,3 persen ke 5.987,37, dan Nasdaq Composite menguat 0,27 persen ke level 19.054,84.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 496,29 poin atau 1,30 persen ke level 38.780,14, indeks Shanghai melemah 3,43 poin atau 0,10 persen ke posisi 3.263,76, indeks Kuala Lumpur menguat 7,67 poin atau 0,48 persen ke posisi 1.597,45, dan indeks Straits Times melemah 7,98 poin atau 0,41 persen ke 1.974,89.

Bergeser ke nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi (26/11) tergelincir 54 poin atau 0,34 persen menjadi Rp15.935 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.881 per dolar AS.

x|close