Ntvnews.id, Jakarta - Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso memaparan struktur korporasi grup MIND ID dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI.
Hendi menjelaskan, MIND ID mengelola sejumlah perusahaan besar yang memiliki cadangan tambang signifikan, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM).
Sebagai pemilik 65 persen saham dimiliki MIND ID, perusahaan tersebut memiliki cadangan nikel dan bauksit terbesar kedua di Indonesia dan kelima di dunia.
"Pertama saya mulai dengan aneka tambang, aneka tambang TBK, 65 persen sahamnya dimiliki oleh MIND ID," ucap Hendi dikutip, Kamis 5 Desember 2024.
Kedua PT Bukit Asam, MIND ID mengelola 65,9 persen saham dari Bukit Asam. Perusahaan ini merupakan produsen batu bara terbesar kelima di Indonesia dan memiliki cadangan batu bara terbesar di tanah air, serta terintegrasi dalam operasi pertambangan dan pembangkit listrik.
Ketiga PT Freeport Indonesia, MIND ID merupakan pemilik 51,23 prsen saham di PT Freeport Indonesia, Freeport dikenal dengan cadangan tembaga dan emas terbesar di Indonesia.
Smelter tembaga terbesar dunia juga berlokasi di Gresik, yang menjadi bagian dari operasi Freeport.
Keempat PT Inalum, Sebagai produsen aluminium primer terbesar di Indonesia, Inalum yang dimiliki oleh MIND ID dengan kapasitas produksi 275.000 ton per tahun, juga terintegrasi sumber energi dari pembangkit listrik tenaga air di Danau Toba.
Kelima PT Timah Tbk, MIND ID dengan penguasaan saham sebesar 65 persen. PT Timah dikenal memproduksi timah terbesar di Indonesia dan berada di posisi keempat secara global.
Baca juga: Kurangi Impor, MIND ID Siap Genjot Kapasitas Produksi Aluminium
Keenam Mine ID Trading di bawah grup MIND ID secara penuh yang merupakan perusahaan yang mengelola perdagangan komoditas tambang.
Ketujuh PT Vale Indonesia, MIND ID mengendalikan 34 persen saham. PT Vale Indonesia merupakan salah satu produsen nikel terkemuka di dunia.
"Jadi kita kalau dilihat secara pemilikan mungkin majority tapi dari minority stake yang ada di produsen nikel di Indonesia. Jadi semua ini kalau kita konsolidasi asetnya sekitar Rp280 triliun per September 2024," tandasnya.