Kunjungi Pabrik Nikel di China, Menko Airlanggga Cek Kerja Sama dan Rencana Investasi Rp168,2 Triliun

NTVNews - 27 Mei 2024, 14:33
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menko Airlangga berkunjung ke pabrik CNGR yang berbasis di daerah Qinzhou, China. Menko Airlangga berkunjung ke pabrik CNGR yang berbasis di daerah Qinzhou, China.

Ntvnews.id, Jakarta - CNGR, Grup perusahaan besar asal China yang bergerak di industri pengolahan nikel terintergrasi akan meningkatkan investasi di Indonesia.

Adapun perusahaan yang menjadi pemasok komponen baterai mobil listrik Tesla dan juga Samsung ini akan mengembangkan kawasan indusri di Konawe, Sulawesi Tenggara.

Hal tersebut diungkapkan menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengunjungi fasilitas industri terintegrasi CNGR yang berbasis di daerah Qinzhou, China.

"Saat ini CNGR mulai mengembangkan fasilitas kawasan terintegrasi di Konawe Utara yang disebut Kawasan Industri Tekno Hijau Konasara (KITHK) seluas lebih dari 5.000 Ha yang akan dimulai pembangunannya pada kuartal keempat tahun 2024 ini," ujar Menko Airlangga dalam keterangannya, Senin (27/5/2024).

Lanjut kata Menko Airlangga, pembangunan kawasan industri ini akan menyerap 28 ribu tenaga kerja lokal. Serta perusahaan tersebut telah berkomitmen untuk terus meningkatkan investasi sektor nikel di Indonesia.

"CNGR merencanakan untuk melakukan investasi sebesar Rp168,2 triliun dalam 20 tahun kedepan," ungkap Menko Airlangga.

Menko Airlangga menyebut, sejak tahun 2021 CNGR sudah membangun fasilitas industri pengolahan nikel di Morowali, Morowali Utara, Weda Bay, dan Batulicin.

Menko Airlangga juga menyebut, sebagai hasil dari sinergi dengan kebijakan hilirisasi mineral di Indonesia, CNGR telah berhasil memproduksi Elektrolitik Nikel (Nickel Cathode) dengan kemurnian 99,99% dan per 23 Mei 2024.

Hal tersebut juga telah membawa nikel Indonesia masuk ke dalam rantai pasokan metal di LME (London Metal Exchange).

Menko Airlangga juga mendorong agar CNGR membantu pengembangan R&D material untuk energi baru yang bekerja sama dengan perguruan tinggi, dalam hal ini dengan Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada (FT UGM).

Melalui kerja sama ini akan dipersiapkan pendirian Metal Energy R&D Center atau Pusat Riset dan Pengembangan Material Energi.

x|close