Ntvnews.id, Jakarta - Harga ponsel pintar premium terus mengalami kenaikan setiap tahunnya. Merek-merek seperti Apple, Samsung, dan Google kini membanderol ponsel flagship mereka dengan harga di atas US$1.000 (Rp16 juta).
Dengan harga semahal itu, Anda dijanjikan teknologi mutakhir, daya tahan yang lebih baik maupun fitur canggih lainnya. Namun, kenyataannya, banyak orang sejatinya tidak membutuhkan semua fitur tersebut, dan harga premium seringkali tidak memberikan nilai yang setara.
Bagi banyak orang, membeli ponsel mahal sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk menghabiskan uang yang cukup besar untuk ponsel premium, ada baiknya untuk mempertimbangkan beberapa alasan berikut sebelum membuat keputusan.
Berikut tujuh alasan mengapa membeli ponsel mahal bisa jadi bukan pilihan yang bijak, seperti dikutip dari Gizmochina, Rabu, 18 Desember 2024:
1. Fitur Unggulan yang Terlalu Berlebihan
Ponsel flagship biasanya dilengkapi dengan prosesor terbaru, RAM besar, dan layar dengan refresh rate hingga 120Hz. Namun, dalam penggunaan sehari-hari seperti membuka Instagram, Twitter, atau menonton Netflix, perbedaan performa dengan ponsel mid-range hampir tidak terasa.
Ponsel seperti Samsung Galaxy A series dan Google Pixel 8a sudah menawarkan layar OLED 90Hz, kamera berkualitas, dan performa yang lancar. Kecuali Anda seorang gamer atau editor video 4K, spesifikasi tinggi pada ponsel premium sering kali tidak dibutuhkan.
2. Kamera Premium? Tidak Sehebat yang Dibayangkan
Salah satu daya tarik utama ponsel mahal adalah kameranya. Meskipun ponsel flagship memiliki sensor yang lebih besar dan teknologi fotografi canggih, perbedaannya tidak begitu signifikan untuk kebanyakan orang.
Ponsel seperti Google Pixel 8a dan Samsung Galaxy A55 sudah menawarkan kualitas kamera yang memadai, menghasilkan foto yang tajam dan berwarna cerah di kondisi pencahayaan baik. Jadi, membayar lebih untuk sedikit peningkatan kualitas kamera mungkin bukan pilihan yang bijak.
3. Dukungan Software di Ponsel Mid-Range Makin Lama
Dulu, ponsel premium memiliki keunggulan dalam hal pembaruan software yang lebih lama. Namun kini, ponsel mid-range mulai menawarkan dukungan yang hampir setara dengan flagship.
Sebagai contoh, Google Pixel 8a mendapatkan pembaruan sistem operasi selama empat tahun dan patch keamanan selama lima tahun.
Hal yang sama berlaku untuk Samsung Galaxy A-series. Anda tidak perlu mengeluarkan lebih banyak uang hanya untuk mendapatkan perangkat yang lebih awet.
4. Desain Premium, Tapi Rentan dan Mahal untuk Diperbaiki
Ponsel flagship seringkali memiliki desain mewah dengan bodi kaca dan bingkai baja. Meski tampak cantik, bahan ini lebih rentan pecah jika terjatuh dan biaya perbaikannya sangat mahal.
Sebaliknya, ponsel mid-range umumnya menggunakan bodi plastik yang lebih tahan benturan dan lebih terjangkau untuk diperbaiki. Desain yang praktis dan tahan lama lebih penting daripada sekadar estetika.
5. Baterai Ponsel Mahal Tidak Selalu Lebih Awet
Ponsel mahal seringkali dilengkapi dengan layar beresolusi tinggi dan prosesor bertenaga yang justru membuat baterai cepat terkuras. Sebagai solusinya, produsen menawarkan fitur pengisian cepat, tetapi itu tidak menambah daya tahan baterai.
Ponsel mid-range seperti Samsung Galaxy A56 dan OnePlus Nord justru dilengkapi dengan baterai besar dan prosesor hemat energi, yang memungkinkan baterai bertahan lebih lama seharian penuh.
6. Ponsel Flagship Lama: Alternatif yang Lebih Murah
Jika Anda tetap ingin merasakan pengalaman flagship, Anda bisa mempertimbangkan membeli model tahun lalu atau ponsel bekas yang masih layak. Harga ponsel flagship lama cenderung turun setelah satu atau dua tahun, namun performanya tetap memadai.
Misalnya, membeli Samsung Galaxy S22 Ultra bekas dapat memberikan pengalaman premium dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
7. Ponsel Mid-Range Kini Sudah Sangat Mumpuni
Ponsel mid-range yang dihargai antara US$400 (Rp6,4 juta) hingga US$700 (Rp11,2 juta) kini sudah mampu menawarkan performa cepat, kamera solid, dukungan software yang panjang, dan desain tahan lama.
Google Pixel 8a, misalnya, memberikan pengalaman software ala flagship, kamera berkualitas, dan performa lancar dengan harga sekitar Rp6,5 juta. Sementara Samsung Galaxy A55 menawarkan layar memukau dan daya tahan baterai yang baik.
Ponsel flagship memang menawarkan teknologi terbaik, tetapi peningkatannya seringkali tidak sebanding dengan peningkatan harga yang harus dibayar.
Jika Anda bukan pengguna berat yang membutuhkan spesifikasi tertinggi, ponsel mid-range sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan harian Anda.