Ntvnews.id, Jakarta - Cadangan beras di Perum Bulog direncanakan meningkat menjadi 2,5 juta ton. Keputusan ini dibuat setelah Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan (Zulhas), mengadakan Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) di Kantor Kemenko Bidang Pangan pada Senin, 23 Desember 2024.
Rakortas ini dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana, Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono, dan Direktur ID Food Sis Apik Wijayanto.
Zulhas menjelaskan bahwa salah satu agenda yang dibahas dalam Rakortas adalah rencana menambah stok beras Bulog dari 2 juta ton pada akhir tahun ini menjadi 2,5 juta ton. Tambahan 500 ribu ton ini akan diperoleh dari produksi dalam negeri.
“Pertama kita tadi membahas mengenai Cadangan Pangan Pemerintah. Sudah kami putuskan tadi, beras kalau sekarang stok kita 2 juta (ton), kita rencanakan nanti akan kami bawa ke Ratas (Rapat Terbatas) dengan Bapak Presiden sekurang-kurangnya 2,5 juta cadangan beras kita,” kata Zulhas setelah Rakortas di Kantor Kemenko Bidang Pangan.
Ia menyatakan bahwa tambahan 500 ribu ton ini akan meningkatkan penyerapan beras petani dan memberikan pemerintah kelonggaran untuk menghadapi kebutuhan pangan.
Selain beras, pemerintah juga akan menambah cadangan jagung.
“Perlu ada cadangan pemerintah stok Bulog yang kita naikkan beras dari 2 juta, 2,5 juta atau 3 juta, jagung kira-kira antara 1 juta dan 3 juta dengan yang lain-lain,” ujar Zulhas.
Menurutnya, mencapai swasembada jagung bukan hal sulit karena jagung dapat tumbuh di banyak tempat, asalkan pemerintah membeli jagung dari petani dengan harga layak.
Baca Juga: Membongkar Fakta Pupuk Pertanian dalam Navigasi Ketahanan Pangan Indonesia
“Kira-kira Rp 5.000 sampai Rp 5.500 per kg. Nah oleh karena itu tadi kami memutuskan kalau selama ini stok bulog itu cuma 100.000, 100.000 tidak perlu banyak. Kita akan usulkan, kita putuskan tadi, nanti akan sampaikan dalam Ratas dengan Bapak Presiden, kira-kira antara 1 juta sampai 2 juta,” katanya.
Ia menambahkan, langkah ini juga akan menjaga harga jagung di pasaran saat panen agar tidak jatuh. “Nah nanti Bulog bisa menjual itu tentu dengan harga di bawah. Misalnya kalau belinya Rp 5.500, lelangnya bisa Rp 4.500, artinya memberikan subsidi Rp 1.000 terhadap pabrik pakan. Kalau 2 juta, Rp 2 triliun, kalau 1 juta Rp 1 triliun,” jelas Zulhas.
Langkah ini diyakini akan membantu peternak serta masyarakat agar bisa mendapatkan jagung dengan harga yang baik.
Dalam Rakortas, Zulhas juga membahas penerapan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 12 persen mulai tahun depan. Ia menegaskan bahwa hanya barang premium yang dikenai PPN tersebut.
“Jadi beras premium, medium tidak kena. Nah yang kena itu yang suka makan Jepang, (beras) Shirataki. Pendek kata pangan yang dalam negeri itu tidak ada yang kena,” tegas Zulhas.
Ia juga menegaskan bahwa tahun depan tidak akan ada kuota impor untuk beras, garam, dan gula konsumsi.
“(Lalu) soal-soal pupuk, sudah tahu pupuk sudah selesai kita, Inpres (Instruksi Presiden) soal pupuk, jadi tidak mengular lagi, sudah dipangkas sekarang, pupuk dari Kementerian Pertanian langsung ke perusahaan pupuk, sudah selesai. Langsung petani, sudah selesai. Ketiga, penyuluh, (juga) sudah selesai,” tambah Zulhas.