Menperin Bocorkan Rencana Negosiasi Dengan Apple Pekan Depan, Apa Saja?

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang buka suara mengenai rencana realisasi investasi perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) Apple di Indonesia.

Dalam hal ini, Menperin menawarkan dua opsi kepada Apple terkait rencana investasi di Indonesia.

"Untuk kedepannya, Apple punya 2 opsi mengikut skema 1 dari perhitungan TKDN yaitu membangun fasilitas produksi (pabrik) di Indonesia, negosiasi melalui Meninves," ucap Menperin Agus Gumiwang dalam keterangannya, Jumat 3 Januari 2025.

"Mengikut skema 3, yaitu skema inovasi, dengan catatan harus menyerahkan proposal setiap 3 tahun (siklus 3 tahun), negosiasi melalui Menperin," sambungnya.

Baca juga: Menperin Buka-bukaan Apple Bakal Kirim Pejabat Tinggi Untuk Negosiasi Investasi Pekan Depan

Lebih lanjut, Kemenperin mengedepankan 4 prinsip berkeadilan di antaranya investasi Apple di negara lain, kedua investasi produsen HKT lainnya di luar Applee di Indonesia.

Ketiga nilai tambah dan income bagi Indonesia dan terakhir penyerapan tenaga kerja dalam ekosistem.

"Pemerintah Indonesia sudah berkoordinasi dengan produsen HKT lain berkaitan dengan rencana menaikan nilai TKDN dr 35 persen ke 40 persen, dan ini on going proses," ungkap Menperin.

Menurutnya manfaat dari peningkatan nilai TKDN sangat terasa bagi manufaktur, terlihat dari berkurangnya importasi produk-produk HKT masuk Indonesia.

Kendati demikian, pemerintah mendorong Apple untuk menggunakan skema pertama yaitu investasi fasilitas produksi atau pabrik.

Baca juga: Rosan Roeslani: Apple Bakal Umumkan Realisasi Investasi di RI Pekan Depan

"Hanya saja Kemenperin mengingatkan bahwa komitmen membangun pabrik tidak bisa disamakan dengan Global Value Chain," jelasnya.

Namun, bila Apple tetap memilih menggunakan skema investasi inovasi, Kemenperin sudah siapkan perhitungan secara tekhnokratis mengenai nilai yang perlu disiapkan Apple agar ijin edar bisa terbit.

"Dalam negosiasi pihak Apple pasti akan mengedepankan kepentingannya, sementara pihak Pemerintah akan mengedepankan kepentingan nasional melalui pembangunan manufaktur di Indonesia," tandasnya.