Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menyatakan bahwa proses merger antara Garuda Indonesia dan Pelita masih dalam tahap kajian dan belum ada penentuan target waktu untuk hal tersebut.
"Masih kajian, saya nggak tahu," ujar Erick, Jumat 10 Januari 2025.
Baca Juga : Patrick Kluivert Akui Komunikasi dengan Erick Thohir Sejak Piala Asia 2023
Erick menyampaikan bahwa penggabungan dua perusahaan maskapai ini akan tetap dilaksanakan, mengingat keduanya memiliki target bisnis yang berbeda.
Garuda Indonesia akan berfokus pada segmen maskapai premium, sementara Pelita Air akan melayani segmen premium ekonomi. Di sisi lain, Citilink akan menyasar pasar ekonomi.
"Nah ini memang integrasi ini harus terjadi dan memang kan jumlah pesawat kita nggak cukup," katanya.
Sebagaimana diketahui, Garuda Indonesia dan Citilink sudah berada dalam satu grup, sementara Pelita Air Service masih berada di bawah naungan PT Pertamina (Persero).
Baca Juga : Erick Thohir Sudah Ngobrol dengan Patrick Kluivert saat Timnas Masih Ditangani Shin Tae-yong
Sebelumnya, Erick mengungkapkan bahwa rencana penggabungan atau merger antara Garuda Indonesia dan Pelita Air telah dimasukkan dalam peta jalan (road map) untuk enam bulan ke depan.
Dalam jumpa pers di Jakarta pada Kamis 2 Januari lalu, Erick menyatakan bahwa pihaknya telah mengumpulkan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, PT Pelita Air, dan Direktur Utama Citilink sebagai anak perusahaan Garuda Indonesia, untuk membahas peta jalan enam bulan ke depan.
Lebih lanjut, Erick menjelaskan bahwa penggabungan dua maskapai BUMN tersebut nantinya akan dipisahkan dari sisi pengelolaan bandara dan penerbangannya.
Baca Juga : Erick Thohir Bertemu AHY, Bahas Pembangunan Ekosistem Transportasi
Diharapkan penggabungan maskapai ini dapat selesai tahun ini, sebagai bagian dari upaya efisiensi penerbangan.
(Sumber Antara)