Ntvnews.id, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin 13 Januari 2025 diperkirakan bergerak mendatar di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI).
IHSG dibuka melemah 2,11 poin atau 0,03 persen ke posisi 7.086,76. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 2,35 poin atau 0,29 persen ke posisi 818,08.
"IHSG berpeluang bergerak sideways(mendatar) pada awal pekan ini merespon sentimen global," sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Dari dalam negeri, sentimen pemberat IHSG sepanjang pekan kemarin datang dari eksternal, seperti negara dagang dan hasil risalah Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes bank sentral AS.
Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini Stabil di Angka Rp1.568.000 per Gram
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) stabil di level Rp16.100-an di tengah ekspektasi pasar terhadap data ketenagakerjaan AS.
Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan suku bunga untuk Januari 2025, kabar ini sangat dinantikan oleh pelaku pasar, karena menantikan kebijakan suku bunga BI di tengah rupiah yang melemah terhadap dolar AS, ketidakpastian politik dan geopolitik global.
Dari mancanegara, hasil itu mempertegas ketahanan pasar tenaga kerja AS dan memicu spekulasi bahwa The Fed akan lebih lambat dalam melonggarkan kebijakan suku bunganya.
Investor tetap wait and see terhadap rencana kebijakan moneter AS, terutama di tengah potensi inflasi yang lebih tinggi akibat tekanan dari pasar tenaga kerja. Peluang pemotongan suku bunga di bulan Maret turun menjadi sekitar 25 persen, atau turun dari probabilitas 41 persen sehari sebelumnya.
Dari regional, China akan merilis data ekspor, impor, serta neraca dagang. Berdasarkan konsensus,ekspor China pada Desember 2024 akan bertumbuh 7,3 persen (yoy) lebih cepat ketimbang bulan sebelumnya (November) sebesar 6,7 persen (yoy).
Sementara itu, bursa saham AS atau Wall Street urun pada perdagangan Jumat (10/01), setelah laporan pekerjaan yang kuat menurunkan ekspektasi untuk pemotongan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini. Dow Jones Industrial Average melemah 696,75 poin, atau 1,63 persen ditutup di 41.938,45, indeks S&P 500 turun 1,54 persen menjadi 5.827,04, sementara Nasdaq Composite melemah 1,63 persen ke 19.161,63.
Baca juga: Siswa SD di Depok Tinggalkan Pesan Menyentuh Buat Prabowo di Kotak Makanan Bergizi Gratis
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei melemah 224,91 poin atau 0,56 persen ke level 39.858,39, indeks Shanghai melemah 12,63 poin atau 0,40 persen ke posisi 3.222,01, indeks Kuala Lumpur melemah 10,63 poin atau 0,66 persen ke posisi 1.629,01, dan indeks Straits Times melemah 17,21 poin atau 0,37 persen ke 1.842,30.
Sementara itu, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi (13/1) melemah 60 poin atau 0,37 persen menjadi Rp16.250 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.190 per dolar AS.