Momen Haru Para Kreator TikTok di AS Ucap Perpisahan Sebelum Aplikasi Ditutup

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Jan 2025, 13:31
thumbnail-author
Akbar Mubarok
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Logo TikTok terlihat di layar ponsel pintar di Arlington, Virginia, Amerika Serikat, pada 30 Agustus 2020 Logo TikTok terlihat di layar ponsel pintar di Arlington, Virginia, Amerika Serikat, pada 30 Agustus 2020 ((Antara) )

Ntvnews.id, Jakarta - TikTok telah dihapus dari platform toko aplikasi terkemuka di Amerika Serikat (AS) pada Sabtu 18 Januari malam waktu setempat.

Menghadapi potensi larangan TikTok di AS, para kreator konten membanjiri platform tersebut dengan unggahan perpisahan yang penuh emosi, penghormatan bernuansa nostalgia, dan ungkapan kekhawatiran atas hilangnya ruang yang telah membentuk budaya daring sekaligus menjadi awal perjalanan karier mereka.

Baca Juga : TikTok Mulai Pulih di AS, Namun Belum Tersedia di App Store dan Google Play

Salah satu unggahan emosional datang dari Emily Senn, seorang penyanyi dengan 347.600 pengikut, yang mencerminkan ketidakpastian yang dirasakan para kreator konten.

"Saya tidak akan pernah memercayai kalian (pemerintah AS) lagi karena kalian begitu saja mengambil pendapatan dan mata pencaharian jutaan orang, dan siapa yang melakukan hal seperti itu?" keluhnya dalam sebuah unggahan di TikTok yang menjadi viral, Senin 20 Januari 2025.

Penyanyi Charlie Puth menciptakan suasana penuh haru dengan membawakan lagu populernya, "See You Again," yang lekat dengan tema perpisahan.  

Sementara itu, Victoria Paris, seorang penyanyi dengan 1,9 juta pengikut, mengungkapkan kekecewaannya atas penutupan tersebut, yang terjadi tepat sebelum ia mencapai tonggak penting. "Rasanya sangat menyakitkan, Saya hanya butuh 10.000 pengikut lagi untuk mencapai 2 juta," ujarnya kepada para pengikutnya dalam unggahan beberapa jam lalu.

Baca Juga : Sempat Diblokir, TikTok Kembali Beroperasi di AS Berkat Trump

Penyanyi Doechii menyampaikan pesan penuh harapan kepada para pengikutnya melalui unggahan di TikTok, mengatakan, "Kami berhasil melewati Vine, Anda juga akan berhasil." Vine, platform media sosial yang sempat populer, ditutup pada 2017 akibat tantangan dalam monetisasi dan mempertahankan komunitas kreatornya.

"Saya akan hadir di platform berikutnya. Saya sudah ada di RedNote, jadi kalian bisa menemui saya di sana," ujar Doechii.

RedNote, sebuah aplikasi media sosial asal China, kini muncul sebagai alternatif populer bagi para pengguna TikTok.  

Banyak kreator konten, termasuk Doechii, telah mengajak para pengikutnya untuk bergabung dengan mereka di platform tersebut.  

Baca Juga : 14 Negara di Dunia Blokir TikTok, Indonesia?

Pada Jumat 17 Januari, TikTok memperingatkan bahwa layanan mereka akan "ditutup pada 19 Januari" jika tidak ada jaminan dari pemerintahan Joe Biden. Pemerintah menyatakan bahwa keputusan akhir berada di tangan presiden terpilih Donald Trump.  

Pada Sabtu 18 Januari lalu, Trump mengatakan kepada NBC News bahwa dirinya "kemungkinan besar" akan memberikan TikTok penangguhan selama 90 hari dari potensi larangan setelah pelantikannya pada Senin 20 Januari. 

Sementara itu, dengan tidak tersedianya TikTok untuk sementara di AS, para kreator konten dan pengguna terus membagikan pesan perpisahan, mengenang bagaimana platform tersebut telah membangun ikatan komunitas yang kuat.

(Sumber Antara) 

x|close