Ntvnews.id, Jakarta - Meta sedang berupaya menarik kreator TikTok untuk beralih menggunakan platformnya, yaitu Facebook dan Instagram. Langkah ini dilakukan dengan menawarkan berbagai insentif, termasuk bonus hingga 5.000 dolar AS (sekitar Rp81 juta), kesepakatan konten, dan dukungan untuk membangun komunitas.
Menurut laporan dari TechCrunch, Meta pada Selasa, 21 Januari 2025 mengumumkan bahwa kreator TikTok yang memenuhi kriteria tertentu dapat memperoleh bonus hingga 5.000 dolar AS selama tiga bulan jika mereka mulai mengunggah Reels ke Facebook dan Instagram.
Selain bonus, Meta juga menawarkan kreator akses ke Program Monetisasi Konten Facebook. Program ini memungkinkan kreator menghasilkan uang dari video, foto, hingga unggahan teks mereka di Facebook.
Baca juga: Mark Zuckerberg Akan Lakukan PHK Besar-besaran di Meta
Untuk membantu kreator mengembangkan audiens mereka di platform Meta, perusahaan juga menyediakan kesepakatan konten eksklusif. Selain itu, kreator baru di Instagram dan Facebook akan diberikan kesempatan mencoba Meta Verified secara gratis. Fitur ini memungkinkan kreator mendapatkan lencana biru, dukungan akun, serta perlindungan dari akun peniru.
Perubahan di Reels untuk Saingi TikTok
Meta juga mengumumkan beberapa perubahan pada fitur Reels untuk meningkatkan daya tariknya bagi para kreator TikTok. Salah satu perubahan utama adalah peningkatan durasi maksimal video Reels di Instagram. Kini, kreator yang berbasis di Amerika Serikat dapat mengunggah video berdurasi hingga tiga menit, lebih panjang dibandingkan batas sebelumnya, yaitu 90 detik.
Selain itu, Meta berencana memperluas distribusi Reels di seluruh platformnya. Pengguna Instagram dan Facebook akan melihat lebih banyak Reels yang direkomendasikan di feed utama, hasil pencarian, dan area lainnya.
Untuk mendukung kreator baru, Meta juga mengoptimalkan sistem peringkat sehingga memudahkan mereka menjangkau audiens yang lebih luas.
Kepala Instagram, Adam Mosseri, mengumumkan peluncuran fitur baru bernama Edits. Fitur ini dirancang untuk memberikan alat kreatif yang memungkinkan kreator memotong, menyambungkan, dan mengedit video seperti aplikasi pengeditan video lainnya.
TikTok di Tengah Ancaman Pelarangan di AS
Sementara itu, TikTok menghadapi tantangan besar di Amerika Serikat. Pemerintah AS sempat memberlakukan pelarangan terhadap aplikasi milik ByteDance tersebut mulai 19 Januari 2025, menyebabkan layanan TikTok tidak aktif selama 12 jam pada akhir pekan.
Namun, aplikasi itu kembali aktif meski belum muncul di toko aplikasi Apple maupun Google.
Presiden Donald Trump, pada Senin 20 Januari 2025, menandatangani perintah eksekutif untuk menunda pelarangan TikTok selama 75 hari. Ia juga meminta Departemen Kehakiman untuk tidak menegakkan hukuman terkait larangan tersebut.
Meskipun TikTok sudah dapat diakses kembali, belum ada kepastian kapan aplikasi ini akan tersedia kembali di toko aplikasi.
(Sumber: Antara)