Rhenald Kasali Ungkap Fenomena 'Lipstick Effect' di Masyarakat Indonesia, Apa Itu?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Jan 2025, 12:45
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
kemacetan puncak bogor kemacetan puncak bogor (INSTAGRAM Bogordailynews)

Ntvnews.id, Jakarta - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Profesor Rhenald Kasali buka-bukaan di tengah terjadinya penurunan daya beli masyarakat, namun tempat wisata tetap ramai dan beberapa produk justru mengalami peningkatan penjualan.

Rhenald menyebut fenomena ini dikenal dengan istilah Lipstick Effect, sebuah konsep yang menjelaskan perubahan gaya konsumsi masyarakat pada kondisi ekonomi tertentu.

"Di tengah penurunan daya beli masyarakat, peningkatan angka pengangguran, dan turunnya kelas menengah, kita dapat melihat tempat hiburan masih ramai dan beberapa produk mengalami peningkatan penjualan. Inilah Lipstick Effect," ucap Rhenald dalam akun Instagram pribadinya dikutip, Selasa 28 Januari 2025.

Rhenald Kasali <b>(YouTube Nusantara TV)</b> Rhenald Kasali (YouTube Nusantara TV)

Rhenald menyebut fenomena Lipstick Effect dikenalkan oleh Leonard Lauder, Chairman Estee Lauder, yang mengamati peningkatan penjualan lipstik meskipun Amerika Serikat (AS) tengah dilanda krisis ekonomi pasca tragedi 11 September 2001.

Baca juga: PBB Tolak Usulan Trump untuk Relokasi Warga Palestina dari Gaza

"Serangan terorisme itu berakibat daya beli turun, masyarakat kemudian susah cari kerja, masyarakat pergi kemana-mana tidak dapat pekerjaan dan orang tidak bisa berkunjung ke Amerika makin sulit. Tetapi penjualan lipstick meningkat, aneh," ungkap

Rhenald pun menyebut hal serupa dapat dilihat di Indonesia saat ini.

Menurutnya masyarakat meski menghadapi tekanan ekonomi, tetap mencari cara untuk menikmati kemewahan dengan anggaran terbatas.

"Masyarakat selalu mencari kemewahan bagi dirinya untuk menghibur diri, untuk mendapatkan kebahagiaan. Tetapi yang dicari adalah semakin yang terjangkau," ungkap Rhenald.

Ia pun mencontohkan pada harga mobil yang terbilang mahal, dengan masuknya mobil dari China yang lebih terjangkau harganya mulai diminati.

"Misalnya tadinya mobil harganya dihitung-hitung, wah nggak masuk. Tiba-tiba masuk nih mobil dari China yang kemudian harganya masih terjangkau. Dan China memanfaatkan itu harganya lebih murah," ungkap Rhenald.

Baca juga: Senator Sanders Sebut Usulan Trump Soal Gaza Sebagai 'Pembersihan Etnis'

"Kemudian liburan, liburan juga adalah kemewahan yang terjangkau, ya tempat-tempatnya dekat-dekat, masih sekitar kalau Jakarta tuh ke Bandung, ke Jogja, Jawa Tengah lah kurang lebih begitu ya. Kemudian yang punya uang lebih sedikit lagi adalah ke Bali misalnya. Jadi terjadilah efek yang disebut sebagai kemewahan yang terjangkau," sambungnya.

Dengan demikian, Lipstick Effect menggambarkan meskipun masyarakat berada dalam situasi ekonomi yang sulit, mereka tetap mencari cara untuk memberi sedikit kebahagiaan melalui konsumsi barang-barang atau pengalaman yang memberikan rasa kemewahan, meskipun dengan anggaran yang terbatas.

x|close