Ntvnews.id, Jakarta - Bulan masuk dalam daftar 25 situs warisan budaya yang paling terancam punah pada tahun 2025 versi World Monuments Fund (WMF). Lantas, bagaimana Bulan bisa masuk dalam daftar tersebut?
WMF secara rutin merilis daftar situs warisan budaya yang dianggap berisiko punah akibat berbagai ancaman, seperti perang, perubahan iklim, dan dampak dari pariwisata. Biasanya, daftar ini mencakup kuil kuno, pemakaman bersejarah, serta lingkungan unik. Namun, untuk tahun 2025, ada satu tambahan yang mengejutkan: Bulan.
"Bulan tampaknya sangat jauh dari jangkauan kita," ujar Presiden dan Kepala Eksekutif WMF, Bénédicte de Montlaur, seperti dikutip dari New York Times, Jumat, 31 Januari 2025.
Baca Juga: Daftar Sholat Sunnah yang Bisa Dilakukan di Bulan Ramadhan
"Namun, dengan semakin banyaknya manusia yang menjelajah ke luar angkasa, kami pikir ini adalah waktu yang tepat untuk mengatur diri sendiri," tambahnya.
WMF, atau World Monuments Fund, adalah organisasi non-pemerintah internasional yang berfokus pada perlindungan dan konservasi arsitektur bersejarah serta situs warisan budaya di seluruh dunia sejak didirikan pada tahun 1965.
Eksplorasi Bulan Menjadi Ancaman
Menurut WMF, keberadaan Bulan semakin terancam akibat meningkatnya jumlah sampah antariksa yang mengelilinginya. Selain itu, di masa mendatang, Bulan diprediksi akan menjadi tujuan utama wisata antariksa.
Sebagai contoh, saat WMF mengumumkan daftar 25 situs warisan budaya dunia 2025, sebuah roket SpaceX diluncurkan dari Kennedy Space Center milik NASA di Florida untuk mengirim dua wahana robotik ke Bulan. Secara lebih luas, NASA memiliki rencana untuk mengembalikan manusia ke Bulan dalam dekade ini melalui misi Artemis.
Baca Juga: Amalan Sunah di Bulan Non-Ramadhan dengan Pahala Luar Biasa yang Bisa Anda Lakukan
Selain itu, NASA juga berambisi membangun pangkalan permanen di Bulan sebagai persiapan untuk kemungkinan misi manusia ke Mars. Tidak hanya Amerika Serikat, negara-negara lain pun tengah berlomba-lomba menjalankan misi ke Bulan.
Para pendukung pelestarian warisan budaya manusia di Bulan menyatakan kekhawatirannya terhadap dampak wisata antariksa yang berpotensi merusak situs-situs bersejarah di Bulan. Mereka juga mengkhawatirkan risiko yang ditimbulkan oleh wahana antariksa robotik yang mungkin secara tidak sengaja menghancurkan situs penting saat melakukan pendaratan.
Secara spesifik, WMF mengungkapkan bahwa eksplorasi ini dapat mengancam lebih dari 90 lokasi di permukaan Bulan yang mencerminkan "prestasi keberanian dan kecerdikan manusia yang paling luar biasa."
Salah satu lokasi tersebut adalah Tranquility Base, tempat pendaratan misi Apollo 11 pada Juli 1969. Di lokasi ini, para astronot meninggalkan 106 artefak, termasuk jejak sepatu bot Neil Armstrong hingga tahap penurunan modul pendaratan.
Tantangan dalam Melindungi Bulan
Upaya perlindungan Bulan dinilai akan menjadi tantangan besar, karena Bulan tidak dimiliki oleh satu negara atau pemerintahan tertentu. Namun, para ahli optimis bahwa kerja sama internasional dapat dilakukan untuk menjaga situs-situs bersejarah di Bulan.
"Kita memiliki beberapa preseden, dan yang utama serta paling menarik adalah Antartika, di mana monumen seperti Shackleton's Hut telah dinominasikan dan diakui sebagai situs warisan yang dilindungi," kata de Montlaur, mencontohkan upaya serupa di Bumi.
Sebanyak 52 negara, termasuk Amerika Serikat, telah menandatangani Artemis Accords, yaitu serangkaian kesepakatan yang tidak mengikat secara hukum dan berisi pedoman terbaik untuk eksplorasi Bulan, Mars, komet, serta asteroid. Salah satu tujuannya adalah melindungi "warisan luar angkasa bersama", meskipun perjanjian tersebut belum mencantumkan pedoman khusus tentang bagaimana negara-negara harus melakukannya.