Mark Zuckerberg Sebut Meta Tak Khawatir dengan DeepSeek

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 31 Jan 2025, 10:51
thumbnail-author
Adiantoro
Penulis & Editor
Bagikan
CEO Mark Zuckerberg. (Foto: Loren Elliott/Reuters) CEO Mark Zuckerberg. (Foto: Loren Elliott/Reuters)

Ntvnews.id, Jakarta - Meski banyak pihak yang khawatir dengan kemunculan DeepSeek, Meta tidak merasa terancam.

Itulah pesan yang disampaikan CEO Mark Zuckerberg kepada para investor saat panggilan pendapatan kuartal keempat perusahaan baru-baru ini, seperti dikutip dari The Verge, Jumat 31 Januari 2025.

Dalam sesi tanya jawab dengan analis Wall Street, Zuckerberg menanggapi sejumlah pertanyaan mengenai model AI DeepSeek dan dampaknya terhadap strategi AI Meta. 

Dia menjelaskan, meskipun DeepSeek dapat mencapai banyak hal dengan dana yang relatif sedikit, hal itu justru semakin memperkuat keyakinan Meta jika fokus mereka pada AI adalah langkah yang tepat.

Zuckerberg menambahkan, ada banyak hal baru yang dilakukan oleh DeepSeek yang masih dalam tahap evaluasi oleh Meta.

Dia juga menegaskan, perusahaan berencana untuk mengintegrasikan "kemajuan" dari DeepSeek ke dalam model Llama. 

DeepSeek sempat memicu aksi jual besar-besaran saham AI karena kekhawatiran jika model-model AI tidak akan lagi membutuhkan daya komputasi yang besar. 

Namun, Zuckerberg berusaha menenangkan kekhawatiran tersebut dengan mengatakan investasi besar Meta dalam GPU dan infrastruktur tetap akan memberikan keuntungan strategis dalam jangka panjang. 

"Saya tetap yakin investasi besar dalam CapEx dan infrastruktur akan menjadi aset berharga seiring waktu," ujarnya.

Pandangan Zuckerberg sejalan dengan konsensus yang berkembang jika kebutuhan komputasi AI akan lebih banyak berfokus pada fase inferensi, bukan hanya pada pelatihan. 

"Ini tidak berarti Anda memerlukan lebih sedikit komputasi," ujar Zuckerberg.

Baca Juga: Pesaing ChatGPT, DeepSeek jadi Aplikasi Nomor Satu di Google Play Store

"Sebaliknya, kita bisa menerapkan lebih banyak komputasi saat inferensi untuk meningkatkan kecerdasan dan kualitas layanan," lanjutnya. 

Meta sendiri tengah mempersiapkan peluncuran Llama 4 dengan kemampuan multimodal dan "agentic" dalam beberapa bulan mendatang, dengan harapan asisten AI mereka bisa mencapai satu miliar pengguna pada tahun ini.

Selain itu, Zuckerberg juga menyindir pesaing seperti OpenAI, Anthropic, dan perusahaan rintisan lainnya yang belum menghasilkan keuntungan, dengan menyebutkan Meta memiliki model bisnis yang kuat untuk mendukung belanja AI sekitar US$60 miliar (sekitra Rp974,14 triliun) tahun ini, berbeda dengan perusahaan lain yang mungkin tidak memiliki fondasi bisnis yang stabil.

Zuckerberg juga menyampaikan pujian kepada Presiden Donald Trump, menyatakan jika pemerintahan Amerika Serikat (AS) kini mendukung perusahaan-perusahaan teknologi besar dan memprioritaskan teknologi buatan Negara Paman Sam itu. 

Sebelum laporan laba rugi dimulai, terungkap jika Meta membayar Trump US$25 juta (Rp405,89 miliar) untuk menyelesaikan gugatan yang diajukan setelah akun Trump diblokir setelah serangan di Gedung Capitol AS pada 6 Januari. 

Sebagian besar dana itu akan digunakan untuk membayar biaya perpustakaan kepresidenan Trump.

Di sisi lain, Meta terus mencetak laba besar. Pendapatan untuk kuartal keempat 2024 tercatat sebesar US$48,39 miliar (Rp785,38 triliun), naik 22 persen dibandingkan tahun lalu, sementara laba bersihnya mencapai US$20,8 miliar (Rp337,59 triliun), meningkat 43 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

CFO Meta, Susan Li, juga mengungkapkan perusahaan belum melihat dampak signifikan dari perubahan kebijakan konten terhadap belanja iklan. Pada kuartal keempat, tercatat 3,35 miliar orang menggunakan setidaknya satu aplikasi Meta setiap hari, naik 5 persen dibandingkan tahun lalu.

x|close