Ntvnews.id, Jakarta - Sejumlah warga di kawasan Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan, rela mengantre selama berjam-jam pada Selasa, 4 Februari 2025
"Saya dapat informasi dari pukul 09.30 WIB dan sudah lama mengantre," kata Iwan kepada wartawan di Jakarta, Selasa 4 Febuari 2025.
Iwan mengungkapkan bahwa ia sudah kesulitan mendapatkan elpiji sejak seminggu lalu, tepatnya saat perayaan Imlek. Ia mengaku telah mencari ke berbagai tempat penjualan elpiji karena setiap hari memerlukannya untuk berdagang pecel lele.
Lebih parah lagi, pada hari Senin 3 Febuari 2025, Iwan sama sekali tidak berhasil mendapatkan elpiji yang biasanya didistribusikan oleh Pertamina di SPBU yang berada tidak jauh dari rumahnya, meskipun dia sudah mencoba untuk membeli di sana.
"Kemarin ke pom bensin enggak dapat," ujarnya.
Sementara itu, ada warga lainnya yang juga bekerja sebagai pedagang siomay, Yulia mengucapkan bahwa dirinya juga kesulitan mendapatkan elpiji 3 kg.
Baca juga: Pemerintah Pastikan Tidak Ada Pembatasan LPG 3 Kg Meski Telah Lampaui Kuota
Yulia memberikan saran kepada pemerintah supaya dapat tepat sasaran akan lebih baik perlu adanya pendataan. Salah satu contohnya memberikan kartu kepada yang membutuhkan demi pemerataan.
"Inginnya kasi kartu aja biar tepat sasaran," ucap Yulia.
Di agen resmi yang berada di kawasan Gandaria Selatan, setiap warga hanya diizinkan membeli satu tabung elpiji dengan harga Rp20 ribu tanpa perlu menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho, mengimbau kepada masyarakat agar tidak terjebak dalam perilaku "panic buying" (pembelian berlebihan akibat kepanikan) terkait kelangkaan elpiji 3 kilogram di Jakarta.
Pemprov DKI berencana untuk bekerja sama dengan Pertamina dan Dinas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk menstabilkan kembali pasokan elpiji 3 kg.