Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani buka suara mengenai kabar investasi batal masuk Indonesia akibat premanisme organisasu kemasyarakatan (ormas).
Rosan mengatakan, perlu adanya diskusi lebih lanjut dengan ormas di sekitar kawasan industri.
"Kalau saya lihatnya perlu ada ini aja, community diskusi yang lebih baik. Kan yang penting dengan investasi ini masuk, kalau semua lancar, semuanya damai itu kan juga menciptakan lapangan pekerja di situ," ucap Rosan di Jakarta, Selasa 11 Februari 2025.
Lebih lanjut, Rosan menilai masuknya investasi ke suatu daerah bisa meningkatkan usaha masyarakat sekitar.
Baca juga: Video Gol Kilat di Piala Australia 2025: Tercipta Hanya 3,68 Detik Setelah Kick Off
"Bukan hanya penciptakan lapangan pekerja, itu juga akan menciptakan banyak simpul-simpul ekonomi, apalagi itu kan di kawasan ekonomi khusus, ya," ungkap Rosan.
"Jadi ada penduduk sekitar bisa ada mempunyai, misalnya, restoran,mempunyai penginapan, yang bisa disewakan pada para pekerja-pekerjanya," sambungnya.
Sebelumnya, Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia menyampaikan kerugian akibat investasi yang batal dan keluar dari kawasan industri dampak dari premanisme ormas mencapai ratusan triliun rupiah.
"Kalau dihitung semuanya, 'ngitungnya bukan cuma yang keluar, tapi yang nggak jadi masuk juga. Itu bisa ratusan T (triliun rupiah, Red)," ucap Ketua Umum HKI Sanny Iskandar, ditemui usai dialog optimalisasi kawasan industri, Sabtu 8 Februari 2025.
Baca juga: Disebut Efisiensi Anggaran BMKG Capai 50 Persen, Istana: Tidak Benar
Menurutnya, ormas tersebut menyebabkan gangguan keamanan, karena masuk ke kawasan industri untuk melakukan demonstrasi.
Ia menyebut, biasanya ormas tersebut meminta diikutsertakan dalam proses pembangunan ataupun aktivitas pabrik
"Yang mereka pingin itu adalah supaya yang terkait dengan pabrik, selalu ya, dia kan butuh transportasi, catering atau apa, pingin beli ini, beli itu, mau bangun perluasan pabriknya atau apa, mereka itu minta diserahkan ke mereka," ungkap Sanny.