Ntvnews.id, Jakarta - Para ilmuwan telah mengidentifikasi adanya perubahan dalam bentuk inti terdalam Bumi. Lapisan ini terdiri dari bola logam padat yang sangat panas dan dikelilingi oleh inti luar berupa logam cair.
Dilansir dari Live Science, Jumat, 14 Februari 2025, para ahli menyebut inti dalam Bumi kemungkinan mengalami perubahan bentuk dalam dua dekade terakhir. Meskipun tetap berbentuk bola, bagian tepinya mungkin mengalami perbedaan ketinggian hingga sekitar 100 meter di beberapa area. Perubahan ini terjadi di bagian yang bersentuhan dengan inti luar, yang terdiri dari logam cair bersuhu sangat tinggi.
Inti Bumi berperan sebagai pusat penghasil medan magnet yang melindungi kehidupan dari radiasi berbahaya Matahari. Inti ini berputar secara independen dari inti luar yang cair maupun dari bagian Bumi lainnya. Tanpa pergerakan ini, planet kita bisa kehilangan medan magnetnya dan menjadi seperti Mars yang kini tandus akibat kehilangan perlindungan tersebut miliaran tahun lalu.
Baca Juga: Pakai Hitungan Matematika, Ilmuwan AS Prediksi Kiamat Terjadi Jumat 13 November 2026
Bagian dalam Bumi masih menjadi misteri besar bagi para ilmuwan. Berjarak sekitar 6.500 km dari permukaan, hingga saat ini belum ada teknologi yang memungkinkan manusia mencapainya. Oleh karena itu, para peneliti menggunakan gelombang kejut dari gempa untuk memahami komposisi dan kondisi di dalamnya.
Dengan menganalisis pergerakan gelombang seismik dari gempa yang terjadi di lokasi yang sama antara tahun 1991 hingga 2023, ilmuwan dapat mengamati pola perubahan inti dalam seiring waktu.
Perubahan tersebut diduga terjadi di batas antara inti dalam dan inti luar, di mana inti dalam mendekati titik leburnya. Aliran cairan dari inti luar serta ketidakseimbangan gaya gravitasi dapat menyebabkan deformasi pada struktur inti dalam.
Baca Juga: Geger Ilmuwan Klaim Pecahkan Misteri Pesawat MH370, Sebut Hal Mengerikan Ini
Seiring waktu, inti luar yang cair secara bertahap membeku dan menjadi bagian dari inti dalam yang padat. Namun, proses ini membutuhkan waktu miliaran tahun hingga akhirnya seluruh inti benar-benar membeku. Pada saat itu, kehidupan di Bumi kemungkinan besar sudah berakhir, bahkan planet ini mungkin telah ditelan oleh Matahari.
Penelitian ini dipimpin oleh Prof. John Vidale dari University of Southern California dan merupakan bagian dari studi global yang berupaya mengungkap misteri inti Bumi.
"Dalam sains, kita biasanya terus meneliti sesuatu hingga kita benar-benar memahaminya. Meskipun temuan ini mungkin tidak berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari kita, tetapi keinginan untuk memahami apa yang terjadi di dalam Bumi adalah hal yang sangat menarik," ujarnya.