Airlangga Ungkap 4 Mesin Pendorong Perekonomian RI, Apa Saja?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Feb 2025, 19:11
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa ekspor Indonesia mencatatkan surplus selama 57 bulan berturut-turut dengan angka 31 miliar dolar AS pada tahun 2024. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa ekspor Indonesia mencatatkan surplus selama 57 bulan berturut-turut dengan angka 31 miliar dolar AS pada tahun 2024. (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa ekspor Indonesia mencatatkan surplus selama 57 bulan berturut-turut dengan angka 31 miliar dolar AS pada tahun 2024.

Ia menyatakan bahwa kinerja ini merupakan tren positif yang menunjukkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.

"Perdagangan kita dengan negara Amerika Serikat dan juga ke negara ASEAN lain, dengan Eropa, ke China, kemudian India, dan EU. Itu juga terus meningkat dan alhamdulillah seluruhnya kecuali dengan China kita positif. Itu menunjukkan bahwa produk kita memiliki daya saing tinggi," ucap Airlangga dalam acara peluncuran Trade Expo Indonesia 2025, Kamis 20 Februari 2025.

Lebih lanjut, Airlangga menyebut untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia terdapat empat mesin utama yang harus terus didorong di antaranya konsumsi domestik, ekspor, investasi, dan government spending. 

Baca juga: Irfan Bongkar Dugaan Suap Pemilihan Ketua DPD Gegara Tak Diangkat jadi Staf Ahli Resmi

Ia juga menyampaikan pentingnya kerjasama perdagangan dengan negara-negara di luar Amerika Serikat, mengingat 83 persen perdagangan dunia berada di luar AS.

"Jadi kita harus menjalin kerjasama dengan 83 persen dunia. Oleh karena itu arahan Bapak Presiden kemarin seperti dalam pidato beliau itu kita harus memaksimalkan CEPA. Kita sudah dengan Kanada sudah selesai dan tinggal legal drafting mungkin itu harus didorong," ungkap Airlangga.

Kemudian Airlangga menyebut Indonesia juga memperluas kerjasama melalui forum seperti BRICS dan OECD yang masih terus berlanjut.

Dalam sektor hilirisasi, ia menegaskan bahwa produk berbasis mineral Indonesia sangat kompetitif.

Baca juga: Wuling Umumkan Pemenang Grand Prize Year End Sale Secara Langsung di IIMS 2025

Namun pada sektor manufaktur seperti tekstil serta produk berbasis plastik dan kertas perlu didorong untuk lebih berkembang.

"Namun dari sektor manufaktur juga kita harus dorong. terutama di sektor tekstil, produk tekstil, makanan minuman, furnitur, barang-barang kulit dan juga berbagai produk berbasis plastik, juga berbasis kertas," tandasnya.

x|close