Ntvnews.id
Saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin, 11 Maret 2025, Rosan mengungkapkan bahwa topik ini dibahas dalam rapat terbatas bersama Presiden RI Prabowo Subianto dan beberapa menteri terkait.
"Beberapa program yang akan dianalisa dan dievaluasi oleh Danantara (ada) di berbagai bidang, baik itu refinery (kilang) dengan teknologi baru ataupun beberapa bidang yang lain. Pada intinya kita akan evaluasi secara independen," kata Rosan yang juga menjabat Menteri Investasi dan Hilirisasi itu.
Rosan menegaskan bahwa proyek hilirisasi yang akan didanai dan dievaluasi oleh Danantara harus sudah matang.
Artinya, proyek yang diajukan harus memiliki semua perizinan lengkap, termasuk izin lahan, analisis dampak lingkungan, dan izin dari kementerian terkait.
Baca juga: Percepat Hilirisasi, Pemerintah Akan Bangun Refinery 1 Juta Barrel
Kematangan proyek ini penting karena Danantara akan melakukan evaluasi menyeluruh, mencakup faktor risiko, potensi keuntungan, serta dampaknya terhadap penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat.
"Dengan itu (proyek matang yang diajukan untuk ditinjau), Danantara bisa melakukan evaluasi-evaluasi secara komprehensif. Apabila investment komite kita sudah menyatakan ini layak investasi, kita harapkan itu segera langsung berjalan," kata Rosan.
Rosan berharap analisis dan evaluasi dari Danantara dapat meningkatkan kepercayaan investor, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk berinvestasi dalam proyek hilirisasi.
Ia juga menekankan bahwa evaluasi ini bertujuan menjaga nilai industrialisasi di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, agar berjalan secara bertanggung jawab dan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan, termasuk lingkungan.
"Ini sesuai juga dengan industrialisasi yang ingin kita capai sehingga proyek-proyek ini menjadi proyek-proyek yang sustainable, berkesinambungan, berkelanjutan, dan bersamaan juga menjaga emisinya itu menjadi lebih baik. Karena kita sudah mempunyai target untuk net zero pada 2060," jelas Rosan menutup pernyataannya.
(Sumber: Antara)