Nusantara Economic Outlook 2025, Kebijakan Devisa Hasil Ekspor Diharapkan Perkuat Likuiditas Perbankan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Mar 2025, 20:23
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Nusantara Economic Outlook 2025 Nusantara Economic Outlook 2025

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Riset Makro PT Bank Mandiri Dian Ayu Yustina menyampaikan di tengah tantangan global masih tinggi, sektor perbankan Indonesia tetap optimis dapat menopang perekonomian Indonesia.

Menurut Dian, pertumbuhan kredit pada tahun 2024 berada di sekitar 10 persen, di mana Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 20 persen, jauh di atas rata-rata industri.

"Kalau kita lihat tahun 2024 pertumbuhan kredit masih 10 persen, Bank Mandiri sendiri alhamdulillah mencatat pertumbuhan kredit 20 persen di atas industri. Jadi kami dari sektor perbankan kami tetap siap mendukung pertumbuhan kredit untuk menopang pertumbuhan ekonomi ke depan," ucap Dian dalam diskusi di Nusantara Economic Outlook 2025, Jumat 14 Maret 2025.

Kepala Riset Makro PT Bank Mandiri Dian Ayu Yustina Kepala Riset Makro PT Bank Mandiri Dian Ayu Yustina

Baca juga: Nusantara Economic Outlook 2025, Ekonom UI: Efisiensi Anggaran Bukan Hanya di RI, Tapi Juga Amerika Serikat

Lebih lanjut, Dian mengingatkan bahwa ada beberapa risiko yang perlu diwaspadai ke depan, salah satunya adalah kondisi likuiditas perbankan.

Menurutnya untuk dapat mendukung pertumbuhan kredit, perbankan perlu memastikan bahwa dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun cukup kuat.

Hal ini sangat penting, mengingat rasio likuiditas dan kemampuan perbankan dalam menyalurkan kredit sangat bergantung pada kapasitas dana yang dihimpun.

"Situasi likuiditas ini cukup menantang, terutama beberapa minggu terakhir di mana pasar keuangan mengalami capital outflow. Ini berarti sumber dana domestik yang besar malah keluar, dan tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan," lanjut Dian.

Baca juga: Nusantara Economic Outlook 2025, Airlangga: Indonesia Tetap Tangguh di Tengah Risiko Resesi Global

Sebagai respons terhadap tantangan ini, Dian menjelaskan bahwa pemerintah telah mengambil langkah-langkah strategis, seperti aturan baru mengenai dana devisa hasil ekspor.

Adapun kebijakan ini mengharuskan 100 persen dana devisa hasil ekspor untuk disetor dan ditahan di dalam negeri. Hal ini diharapkan dapat mendukung penguatan likuiditas domestik.

"Ini harapannya bisa mendukung, jadi selain tadi pengusaha, pemerintah, perbankan harus kerja keras, eksportir juga diharapkan bisa berkontribusi jangan dananya ditaruh di luar semua. Dananya ditaruh perbankan domestik atau dalam negeri ini artinya ini akan memperkuat likuiditas kita," jelasnya.

Seperti diketahui, Nusantara Economic Outlook sendiri merupakan forum tahunan yang diselenggarakan oleh Nusantara TV guna membahas berbagai topik strategis mengenai lanskap ekonomi Indonesia. 

Baca juga: Nusantara Economic Outlook 2025 Resmi Digelar, Menyongsong Ekonomi RI yang Lebih Kuat

Forum ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi serta kebijakan yang dapat diterapkan Indonesia dalam menghadapi dinamika ekonomi, baik di tingkat nasional maupun global.

Nusantara TV turut mengundang sejumlah tokoh penting untuk menjadi pembicara dalam forum ini, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan P. Roeslani.

Selain itu, hadir Presiden Komisaris NT Corp, Nurdin Tampubolon, bersama istri, Lince Berliana Tobing, dan keluarga turut meramaikan acara tersebut.

Penyelenggaraan konferensi NEO 2025 kali ini turut didukung oleh berbagai perusahaan besar, di antaranya PT Pertamina Hulu Energi, PT PLN Persero, PT Freeport Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Sinarmas Land, Telkom Indonesia, dan PT AMMAN Mineral International Tbk.


x|close