Ntvnews.id, Jakarta - Pertandingan sepak bola antara Persija Jakarta dan Arema FC yang digelar di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, pada Minggu, 9 Maret 2025, tidak hanya menjadi tontonan yang menarik bagi para pecinta sepak bola, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi berbagai sektor.
Kompetisi BRI Liga 1 terlihat mampu menggerakkan roda perekonomian, baik dari segi perdagangan hingga transportasi.
Peningkatan UMKM Semakin Untung
Penyelenggaraan pertandingan ini juga memberikan dampak besar bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pedagang kaki lima di sekitar stadion mencatat peningkatan penjualan yang cukup signifikan. Berbagai produk, mulai dari makanan dan minuman hingga merchandise tim, laku keras.
“Saya biasanya menjual sekitar 100 porsi bakso dalam sehari, tetapi saat pertandingan saya bisa menjual lebih dari 300 porsi,” ujar Bambang, seorang pedagang kaki lima di sekitar stadion.
Pedagang merchandise Persija
Merchandise klub seperti kaos, syal, dan atribut suporter lainnya juga mengalami peningkatan permintaan yang pesat. Para pedagang yang menjual pernak-pernik Persija dan Arema FC mengaku mendapatkan keuntungan.
Sektor Transportasi Juga Kena Dampak Keuntungan
Selain UMKM, sektor transportasi juga merasakan dampak positif dari pertandingan ini. Layanan transportasi online seperti ojek dan taksi mengalami lonjakan pesanan, baik sebelum maupun sesudah pertandingan.
“Tarif ojek online pada hari pertandingan melonjak, dan banyak pengemudi yang kebanjiran pesanan. Rata-rata pengemudi bisa mendapatkan dua kali lipat penghasilan dari hari biasa,” kata Mulyadi, seorang pengemudi ojek online.
Tak hanya transportasi umum, penyedia jasa parkir di sekitar stadion juga meraup untung besar. Dengan ribuan kendaraan penonton, tarif parkir meningkat drastis, dan tempat parkir penuh sesak dengan kendaraan suporter yang datang dari berbagai daerah.
Efek Ekonomi Secara Nasional
Secara lebih luas, penyelenggaraan kompetisi Liga 1 yang disponsori BRI sudah berlangsung sejak musim 2021-2022 ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia. Menurut hasil riset terbaru yang dilakukan oleh BRI Research Institute dan dirilis pada Juli 2024, penyelenggaraan BRI Liga 1 berpotensi menghasilkan perputaran uang (output ekonomi) yang jauh lebih besar bagi perekonomian Indonesia, dengan nilai mencapai sekitar Rp10,42 triliun. Dari jumlah tersebut, diperkirakan akan tercipta nilai tambah ekonomi (PDB) sebesar Rp5,93 triliun.
Selain itu, kompetisi ini juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan rumah tangga pekerja sebesar Rp2,27 triliun, potensi pendapatan pajak tidak langsung bagi pemerintah sebesar Rp866 miliar, serta membuka peluang kerja bagi sekitar 45 ribu orang.
"Berdasarkan hasil riset tersebut, kompetisi BRI Liga 1 musim 2024-2025 kami proyeksikan juga akan memberikan dampak positif secara ekonomi bagi stakeholder, utamanya untuk menghidupkan mata rantai ekonomi kerakyatan dan meningkatkan pendapatan pelaku UMKM," jelas Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto, sebagaiman dikutip dari laman resmi BRI.
Kompetisi ini juga menciptakan ribuan lapangan kerja bagi masyarakat, mulai dari petugas keamanan, penjaga tiket, staf stadion, hingga pedagang dan pengusaha kecil yang memanfaatkan momen pertandingan untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Namun, di balik dampak ekonomi yang positif, faktor keamanan tetap menjadi perhatian utama. Agar efek ekonomi ini bisa terus berlanjut, diperlukan kerja sama antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan komunitas suporter dalam menjaga ketertiban selama pertandingan.
Pertandingan antara Persija dan Arema FC berlangsung kondusif. Supporter tuan rumah bersikap dewasa meski tim mereka keok 1-3. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran suporter akan pentingnya menjaga keamanan semakin meningkat, yang pada akhirnya akan mendorong lebih banyak pertandingan besar digelar di Bekasi dan kota lainnya.