BI Jaga Stabilitas NPI dan Perkuat Ketahanan Eksternal

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Mar 2025, 16:49
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Maret 2025 di Jakarta. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Maret 2025 di Jakarta. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap stabil, mendukung ketahanan ekonomi.

Surplus neraca perdagangan berlanjut pada Februari 2025 sebesar 3,1 miliar dolar AS, setelah Januari mencatat surplus 3,5 miliar dolar AS.

“Sementara itu, aliran masuk modal asing ke instrumen keuangan domestik membaik pada Maret 2025,” kata Perry dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan Maret 2025 di Jakarta, Rabu.

Hingga 17 Maret 2025, aliran modal asing ke SBN dan SRBI mencatat net inflows masing-masing 0,2 miliar dan 0,1 miliar dolar AS, didorong imbal hasil menarik serta prospek ekonomi yang solid.

Sementara itu, investasi di saham mengalami net outflows 0,3 miliar dolar AS, seiring tren pasar regional. 

Baca juga: DJP Hapus Sanksi Keterlambatan Pembayaran Pajak Imbas Penerapan Coretax

“Dengan perkembangan ini, investasi portofolio 2025 sejak awal tahun hingga 17 Maret 2025, mencatat net inflows 0,8 miliar dolar AS didorong inflows pada SBN dan SRBI,” kata Perry.

Cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2025 tetap tinggi, mencapai 154,5 miliar dolar AS. Jumlah ini setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, jauh di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

Secara keseluruhan, defisit Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada 2025 diperkirakan tetap dalam batas yang sehat, didukung oleh surplus transaksi modal dan finansial yang terus berlanjut.

Stabilitas ini ditopang oleh imbal hasil investasi yang menarik serta defisit transaksi berjalan yang terjaga dalam kisaran 0,5 persen hingga 1,3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).

(Sumber: Antara) 

x|close