Ntvnews.id, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menegaskan bahwa nilai tukar rupiah tetap terkendali berkat kebijakan stabilisasi yang diterapkan oleh bank sentral.
Pada Maret 2025 hingga 18 Maret 2025, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan sebesar 0,94 persen secara point to point (ptp), setelah sebelumnya melemah 1,69 persen (ptp) pada Februari 2025.
Dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan Maret 2025 di Jakarta pada Rabu, Perry menjelaskan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah tersebut dipengaruhi oleh berkurangnya arus modal asing ke pasar saham regional, termasuk Indonesia, akibat ketidakpastian global.
“Tetap stabilnya nilai tukar rupiah sejalan dengan konsistensi kebijakan stabilisasi Bank Indonesia,” kata dia.
Baca juga: Meskipun Ada Libur dan Cuti Bersama, SPT Tetap Bisa Dilaporkan hingga 31 Maret 2025
Stabilitas rupiah juga tercermin dari pergerakannya yang relatif lebih stabil dibandingkan mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia. Selain itu, rupiah tetap lebih kuat dibandingkan mata uang negara maju di luar dolar AS.
“Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik,” kata Perry.
Ia menegaskan bahwa seluruh instrumen moneter akan terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market. Upaya ini dilakukan melalui optimalisasi instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI).
Langkah tersebut bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kebijakan dalam menarik investasi portofolio asing sekaligus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
(Sumber: Antara)