Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dony Oskaria, menyatakan bahwa seluruh BUMN akan bergabung dengan Badan Pengelolaan Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pada akhir Maret 2025.
“Insyaallah mudah-mudahan, tentu sebelum RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) sudah kami lakukan inbreng. Semua BUMN inbreng sekaligus,” ucap Dony ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 19 Maret 2025.
Baca Juga: Survei KedaiKOPI: 62,3 Persen Publik Percaya Transparansi Danantara
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria setelah menggelar rapat tertutup selama hampir tiga jam dengan Komisi VI DPR RI, yang membahas tahap lanjutan dari pembentukan Danantara.
Komisi VI DPR RI sendiri memiliki lingkup tugas di bidang perdagangan, kawasan perdagangan, pengawasan persaingan usaha, serta BUMN.
Dalam pertemuan tersebut, Dony menjelaskan bahwa BUMN yang asetnya akan dikelola oleh Danantara adalah yang berstatus PT, bukan Perusahaan Umum (Perum).
Sementara itu, pemerintah masih melakukan kajian terkait status BUMN yang beroperasi sebagai Perum.
Tahapan berikutnya dalam pembentukan Danantara adalah melakukan inbreng, yaitu penyertaan atau penyetoran aset BUMN ke dalam sovereign wealth fund (SWF) Danantara sebagai bagian dari modal.
Baca Juga: Pemerintah Fokus pada Proyek Migas untuk Gelombang Pertama Danantara
Ke depan, Danantara sebagai Badan Pengelola Investasi (BPI) yang baru diluncurkan akan mengelola aset BUMN melalui dua holding utama, yakni holding investasi dan holding operasional.
Kedua holding ini nantinya akan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan daya saing global.
“Iya (akan berbentuk PT). Baik investasi maupun operasional,” ucap Dony.
Sebelumnya, Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro, membenarkan bahwa seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan berada di bawah pengelolaan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Maret 2025.
Baca Juga: Danantara Diberi Tugas Evaluasi Proyek Hilirisasi untuk Investasi Efektif
Danantara diproyeksikan akan mengelola aset senilai lebih dari US$900 miliar, dengan dana awal sekitar US$20 miliar.
Struktur kepemimpinan Danantara mencakup dua holding utama, yaitu holding operasional yang dipimpin oleh Dony Oskaria, sekaligus Wakil Menteri BUMN, serta holding investasi yang dipimpin oleh Pandu Sjahrir.
Sementara itu, Dony Oskaria, yang juga menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN dan Chief Operating Officer (COO) Danantara, menyatakan bahwa pada tahap awal, pemerintah akan memasukkan tujuh perusahaan BUMN ke dalam Danantara. Ketujuh perusahaan tersebut adalah Bank Mandiri, BRI, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID.
(Sumber: Antara)