Ntvnews.id, Seoul - Di balik keagungan istana-istana kuno, tersembunyi sebuah inovasi luar biasa—sistem toilet siram yang telah ada sejak berabad-abad lalu.
Dilansir dari Smithsonian Magazine Jumat, 21 Maret 2025, arkeolog baru-baru ini menemukan sisa-sisa toilet siram di kompleks Istana Gyeongju Donggung, yang terletak di Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan.
Kompleks ini merupakan peninggalan dari Kerajaan Silla dan dibangun pada tahun 674 M. Dahulu, istana ini berfungsi sebagai pusat kegiatan kerajaan serta tempat tinggal bagi putra mahkota. Berlokasi di tepi danau buatan Wolji, kompleks ini terdiri dari setidaknya 26 bangunan yang digunakan untuk berbagai perayaan dan jamuan kerajaan.
Diperkirakan toilet siram yang ditemukan berusia sekitar 1.300 tahun dan menjadi bukti teknologi sanitasi yang maju pada masanya. Toilet ini dilengkapi dengan sistem perpipaan yang memungkinkan limbah manusia dialirkan ke jalur air terdekat.
Baca Juga: Geger Pramugari Rekam Diam-diam Aktivitas Toilet Pesawat
Menurut Dinas Cagar Budaya Korea Selatan, toilet ini berada dalam sebuah bangunan kecil yang terdiri dari dua kamar. Di bagian tengahnya terdapat lubang yang dipotong pada lempengan granit, dengan batu pijakan lebar di kedua sisinya.
Para ahli menduga bahwa limbah dari toilet ini dialirkan ke ruang penampungan bawah tanah, serupa dengan sistem yang digunakan pada jamban modern atau toilet portabel. Kemungkinan besar, seorang pelayan menuangkan air ke dalam lubang untuk membantu mengalirkan limbah menuju saluran pembuangan.
"Di dalam istana, para peneliti juga menemukan toilet yang langsung membuang limbah manusia ke sungai melalui sistem saluran pembuangan," ujar Kim Gyeong Yeol, arkeolog dari Dinas Cagar Budaya Korea yang memimpin penggalian ini.
Diduga, toilet tersebut diperuntukkan bagi putra mahkota dan para dayang istana.
Baca Juga: Rombongan Pramugari yang Karaoke di Tiara Crown Sembunyi di Toilet Saat Kebakaran Glodok Plaza
"Ini adalah salah satu contoh awal dari sistem perpipaan yang maju, yang menunjukkan bahwa fasilitas ini memang dirancang untuk keluarga kerajaan," tambah Kim.
Catatan sejarah juga mengonfirmasi keberadaan toilet di dalam istana. Salah satu dokumen bahkan menyebutkan adanya dua bunga teratai yang mekar di dalamnya. Material yang digunakan untuk membangun toilet ini, seperti granit dan batu, mirip dengan yang ditemukan di situs arkeologi lain dari periode yang sama, termasuk di Kuil Bulguksa dan Kuil Hwangryongsa.
Menurut Dinas Cagar Budaya Korea, situs ini merupakan contoh luar biasa dari teknik pembangunan taman dan danau pada masa itu.
"Pulau dan bukit ini dihiasi dengan pepohonan dan bunga yang indah, serta menjadi rumah bagi berbagai burung dan hewan langka yang dibawa dari berbagai penjuru negeri," tulis laporan dinas tersebut.
Ekskavasi dan rekonstruksi kompleks istana telah berlangsung sejak pertengahan tahun 1970-an, mencakup pemugaran tanggul batu, saluran air, dan sistem drainase. Selama proses ini, para arkeolog menemukan berbagai artefak berharga, termasuk batu bata berornamen, mangkuk, dan piring dari masa kerajaan.