IHSG Dibuka Menguat, Rupiah Masih Nangkring di Rp16.400 per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Mar 2025, 10:02
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
IHSG (Antara) IHSG (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta -  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat 21 Maret 2025 diperkirakan bergerak mendatar seiring adanya sentimen domestik maupun global.

IHSG dibuka menguat 7,02 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.388,69.

Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 8,25 poin atau 1,16 persen ke posisi 701,95.

"Pada perdagangan Jumat (21/3), IHSG diperkirakan bergerak konsolidasi, dengan rentang perdagangan di level 6.318 hingga 6.440. Support di level 6.300," sebut Tim Riset Mirae Asset Sekuritas dalam kajiannya.

Tim Riset Mirae menilai penguatan IHSG dalam dua hari terakhir tidak didukung oleh faktor fundamental yang kuat, lebih dipengaruhi oleh kebijakan relaksasi buyback tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Baca juga: Heboh Anggota Ormas Laskar Merah Putih Ngamuk di Dinkes Bekasi, Fasilitas Kantor Dirusak!

Net outflows asing masih berlanjut, kemarin investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp499,3 miliar, total net outflows asing di Maret 2025 mencapai Rp8,9 triliun (544 juta dolar AS), dan sepanjang tahun 2025, net outflow asing mencapai Rp30,8 triliun (1,9 miliar dolar AS).

Tim Riset Mirae memandang bahwa ketidakpastian global maupun domestik saat ini cukup besar, sentimen global dipengaruhi oleh tensi perdagangan AS dengan mitra-mitra dagangnya dan ketidakpastian tentang kebijakan suku bunga The Fed.

Sementara, dalam negeri, sentimen yang masih akan memberatkan adalah faktor ekonomi dan politik.

Dari sisi ekonomi, pasar khawatir tentang kebijakan fiskal pemerintah, termasuk inisiatif belanja sosial yang ambisius oleh Prabowo di tengah penurunan penerimaan pajak.

Sementara dari sisi politik, isu mundurnya Sri Mulyani dan rencana perubahan legislatif militer yang dapat memperluas peran militer dalam lembaga sipil, menambah ketidakpastian.

Baca juga: Rekor Baru Harga Emas Hari Ini, Dekati Rp1,8 Juta per Gram

Tim Riset Mirae merasa beberapa perkembangan tersebut akan menyebabkan pasar saham Indonesia masih mengalami fluktuasi yang tinggi.

Sementara itu, bursa saham AS Wall Street ditutup sedikit melemah pada Kamis (20/01) setelah bergerak fluktuatif antara zona hijau dan merah. Investor menganalisis berbagai data ekonomi terbaru dari Amerika Serikat serta pernyataan kebijakan Federal Reserve terkait kekhawatiran atas tarif.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 11,31 poin 0,03 persen menjadi 41.953,32, sementara S&P 500 melemah 12,40 poin atau 0,22 persen menjadi 5.662,89, dan Nasdaq Composite turun 59,16 poin atau 0,33 persen ke level 17.691,63.

Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain, indeks Nikkei menguat 93,54 poin atau 0,00 persen ke level 37.874,61, indeks Shanghai melemah 9,85 poin atau 0,29 persen ke posisi 3.402,52, indeks Kuala Lumpur menguat 0,01 poin atau 0,00 persen ke posisi 1.505,81, dan indeks Straits Times melemah 23,36 poin atau 0,60 persen ke 3.923,78.

Baca juga: Heboh Mobil Sipil Pakai Strobo dan Lepas Petasan di Makassar, Ahmad Sahroni Buka Suara

Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan hari Jumat pagi (21/3) di Jakarta, menguat sebesar 4 poin atau 0,02 persen menjadi Rp16.481 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.485 per dolar AS. (Sumber: Antara)

x|close