Lebih dari 50 Negara Desak Pencabutan Tarif Impor Baru AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Apr 2025, 18:36
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai pertemuan dengan pelaku usaha di Kantor Kemenko Perekonomian. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers usai pertemuan dengan pelaku usaha di Kantor Kemenko Perekonomian. (Antara/Bayu Saputra/aa.)

Ntvnews.id, Jakarta - Lebih dari 50 negara yang terpengaruh oleh kebijakan tarif impor baru AS telah menghubungi Washington untuk meminta negosiasi terkait pencabutan tarif tersebut, menurut seorang pejabat Gedung Putih. 

"Saya mendapat laporan dari (Perwakilan Dagang AS) tadi malam bahwa sudah lebih dari 50 negara berkomunikasi dengan presiden kita untuk meminta negosiasi," ucap Ketua Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett, Ahad, 6 April 2025.

Dalam wawancara dengan George Stephanopoulos di acara berita "This Week" ABC News, Hassett menyatakan bahwa negara-negara yang terdampak merasa kecewa dan berusaha membalas, namun mereka "juga mau datang ke meja negosiasi." 

"Mereka melakukannya karena paham mereka menanggung banyak sekali tarif," kata dia.  

Baca juga: Wamenlu: Kekosongan Duta Besar RI Tak Ganggu Negosiasi Tarif AS

Hassett berpendapat bahwa penerapan tarif tidak akan berdampak signifikan bagi konsumen di AS, mengingat negara-negara tersebut "memiliki suplai yang sangat tidak elastis," yang menyebabkan AS "mengalami defisit dagang yang berkepanjangan dan berlangsung lama." 

Di sisi lain, mantan Menteri Keuangan AS, Lawrence Summers, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan bahwa tarif impor berdampak negatif terhadap perekonomian.

Summers menyatakan bahwa tarif impor menyebabkan lonjakan harga dan inflasi yang lebih tinggi.

Kondisi ini, menurutnya, mengurangi daya beli masyarakat, yang pada gilirannya "pekerjaan jadi berkurang" 

(Sumber: Antara) 

x|close