Ntvnews.id, Jakarta - Jeffrey Goldberg, editor majalah The Atlantic, secara tidak sengaja diundang pada 13 Maret untuk bergabung dalam sebuah grup obrolan rahasia yang membocorkan rencana serangan militer Amerika Serikat (AS) di Yaman.
Undangan tersebut secara tidak sengaja dikirim oleh Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, yang tanpa sengaja mengirimnya kepada Goldberg, bukan kepada Brian Hughes, juru bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC).
Mengutip Phone Arena, Rabu, 8 April 2025, Goldberg, yang menerima informasi yang sangat sensitif ini, kemudian mempublikasikannya di The Atlantic.
Dia juga mengungkapkan pejabat pemerintahan Donald Trump menggunakan aplikasi Signal di perangkat pribadi mereka yang tidak aman, yang beroperasi melalui jaringan yang juga tidak terlindungi, untuk menyebarkan informasi rahasia.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran jika musuh AS bisa saja meretas aplikasi tersebut, yang tidak dapat diawasi oleh pemerintah AS.
Kesalahan ini memiliki dampak yang serius. Namun, sebuah laporan dari The Guardian di Inggris menjelaskan penyebab mengapa Goldberg, dan bukan Hughes, yang diundang ke grup pesan tersebut.
Laporan tersebut menyebutkan iPhone milik Waltz menjadi penyebabnya. iPhone tersebut memberikan nomor telepon baru yang disarankan sebagai nomor Hughes, yang menurut Waltz adalah nomor yang benar.
Namun, yang tidak disadari Waltz adalah nomor tersebut bukanlah nomor Hughes, melainkan nomor Goldberg.
Waltz awalnya mendapatkan kontak Goldberg saat editor tersebut mengirim email kepada tim kampanye Trump pada Oktober lalu, mengkritik Trump mengenai pandangannya terhadap anggota militer.
Email tersebut diteruskan kepada Hughes yang saat itu menjabat sebagai juru bicara Trump.
Meskipun Waltz tidak pernah berkomunikasi langsung dengan Goldberg, nomor teleponnya secara tidak sengaja tersimpan di kartu kontak yang seharusnya untuk Hughes.
Pemerintah mengatakan iPhone milik Waltz yang memberikan saran untuk menambahkan nomor Goldberg ke kontak Hughes, karena perangkat tersebut menganggap nomor itu adalah kontak yang terkait dengan Hughes.
Ketika Waltz mencoba menambahkan Hughes ke grup obrolan di Signal, dia secara tidak sengaja menambahkan Goldberg.
Penjelasan ini terdengar logis, namun masih menimbulkan pertanyaan mengenai penggunaan aplikasi Signal.
Pemerintah disebut tidak memiliki aplikasi pengirim pesan alternatif yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan dua lembaga sekaligus.
Jadi, meskipun tidak ideal, penggunaan Signal tampaknya menjadi pilihan satu-satunya bagi pemerintah.
Peristiwa ini merupakan rangkaian kejadian yang tidak diinginkan. Meskipun Waltz seharusnya lebih berhati-hati, presiden Trump tampaknya sudah memaafkan kesalahan tersebut.