Prabowo Soroti Dampak Tarif AS Pada Global

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 8 Apr 2025, 16:10
thumbnail-author
Katherine Talahatu
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Presiden Prabowo Subianto Presiden Prabowo Subianto (Youtube: Sekretariat Presiden)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti bahwa kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) telah menambah ketidakpastian di tingkat global dan memicu kekhawatiran sejumlah negara terhadap stabilitas perekonomian dunia.  

Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Prabowo dalam acara sarasehan ekonomi bertajuk "Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Tarif Perdagangan", yang turut dihadiri oleh sejumlah ekonom, perwakilan investor, dan para pemimpin redaksi media. 

"Apa yang terjadi sekarang, goncangan dunia akibat negara ekonominya terkuat membuat kebijakan-kebijakan yang memberikan peningkatan tarif yang begitu tinggi kepada banyak negara. Ini bisa dikatakan menimbulkan ketidakpastian dunia. Banyak negara yang cemas," kata Prabowo pada acara Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa, 8 April 2025.

Prabowo merespons kebijakan Presiden AS Donald Trump dengan sikap tenang dan penuh kehati-hatian. 

Baca juga: Prabowo: Saya Heran Ada yang Mengatakan Indonesia Gelap, Ya Itu Hak Dia

Ia juga menegaskan pentingnya kemandirian ekonomi nasional, mengingatkan bahwa Indonesia harus mampu berdiri di atas kaki sendiri, sebagaimana cita-cita yang diperjuangkan oleh para pendiri bangsa. 

"Sebenarnya pendiri-pendiri bangsa kita sejak dulu, termasuk saya sejak dulu saya sudah ingatkan mari kita bangun ekonomi kita dengan sasaran berdiri di atas kaki kita sendiri," kata Prabowo. 

Pada Rabu, 2 April 2025, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, resmi mengumumkan kebijakan kenaikan tarif impor setidaknya sebesar 10 persen bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Dalam daftar negara yang terdampak, Indonesia menempati posisi kedelapan dengan tarif baru sebesar 32 persen untuk berbagai produk ekspor yang masuk ke pasar AS.

Trump menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk mendorong terciptanya lebih banyak lapangan kerja di dalam negeri.

Sementara itu, data dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) menunjukkan bahwa Indonesia mencatat surplus perdagangan dengan Amerika Serikat sebesar 14,34 miliar dolar AS sepanjang tahun 2024. Di sisi lain, AS mengalami defisit perdagangan dengan Indonesia senilai 17,9 miliar dolar AS pada periode yang sama. 

(Sumber: Antara) 

x|close