Rupiah Dibuka Melemah Hari Ini, Makin Dekati Rp17 Ribu per Dolar AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 9 Apr 2025, 10:11
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Mata uang Rupiah dan Dolar AS/ist Mata uang Rupiah dan Dolar AS/ist


Ntvnews.id
, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu pagi 9 April 2025 di Jakarta melemah sebesar 20 poin atau 0,21 persen menjadi Rp16.911 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.891 per dolar AS.

Analis Bank Woori Saudara Rully Nova menilai, pelemahan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi pemberlakuan tarif impor tambahan sebesar 50 persen dari Amerika Serikat (AS) terhadap barang-barang dari China.

“Pengenaan tarif 100 persen lebih (secara total 104 persen) terhadap China akan memukul nilai tukar emerging market, termasuk rupiah,” ungkapnya, Rabu, 9 April 2025.

Ancaman tarif tambahan dari AS ini dilakukan setelah Negeri Tirai Bambu memberlakukan tarif timbal balik sebesar 34 persen terhadap AS.

Baca juga: Tips Mengencangkan Payudara Tanpa Operasi, Mudah dan Aman di Rumah

Presiden AS Donald Trump telah mengancam China apabila tak membatalkan kenaikan tarif sebesar 34 persen pada Selasa, 8 April 2025, maka AS mengenakan tarif tambahan sebesar 50 persen pada negara tersebut pada hari ini.

Selain itu, semua pembicaraan dengan China terkait permintaan pertemuan mereka dengan AS akan dihentikan.

Pemberlakuan tarif 34 persen dari China per 10 April nanti merupakan respons dari tarif timbal balik AS terhadap Beijing yang memberikan tarif sebesar 34 persen juga.

Secara keseluruhan, tarif pemerintah AS terhadap barang impor dari China mencapai 104 persen yang terdiri dari bea tambahan impor sebesar 20 persen, tarif resiprokal 34 persen, dan tarif tambahan pada hari ini sebesar 50 persen.

Adapun China pada Februari hingga Maret sudah mengumumkan tarif 15 persen untuk impor batu bara dan produk gas alam cair dari AS. Ada pula tarif 10 persen untuk minyak mentah, mesin pertanian, dan mobil bermesin besar.

Baca juga: Pemerintah Bahas 2 Ribu Rumah Subsidi buat Ojol-Taksi Online

Selanjutnya, Beijing menetapkan tarif tambahan hingga 15 persen untuk impor produk pertanian utama AS, termasuk ayam, babi, kedelai, dan daging sapi.

China tercatat eksportir terbesar kedua AS setelah Meksiko dan pasar ekspor terbesar ketiga AS setelah Kanada dan Meksiko.

Tercatat, Negeri Tirai Bambu mengekspor US$426,9 miliar ke AS berupa ponsel pintar, furnitur, mainan dan produk lainnya, tetapi juga membeli produk-produk AS seperti semikonduktor, bahan bakar fosil, barang pertanian dan barang lain senilai US$147,8 miliar.

Sebagai respon atas tarif tambahan dari Amerika, China telah bahwa apa yang dilakukan Trump tidak berdasar dan merupakan praktik khas intimidasi sepihak.

Karena itu, China akan memberikan tindakan balasan dengan tujuan melindungi kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan negara itu, serta mempertahankan tatanan perdagangan internasional yang normal.

Baca juga: Prabowo Tak Sepakat Koruptor Dihukum Mati, Yusril: Itu Sesuai Hukum Positif

Juru Bicara Kementerian Perdagangan China menegaskan akan berjuang hingga akhir jika pihak bertekad menempuh jalan yang salah dengan memberikan tarif tambahan.

Kendati terjadi perang dagang, Rully menilai pelemahan kurs rupiah tak terlalu dalam seiring intervensi Bank Indonesia (BI) sejak Selasa di pasar spot dan pasar Non-Deliverable Forward (NDF) domestik maupun offshore.

“Dalam jangka pendek, rupiah masih dalam tekanan oleh isu resesi ekonomi dampak dari perang tarif. Dalam jangka menengah, rupiah berpeluang menguat seiring dengan perkembangan negosiasi mengenai tarif dengan Presiden Trump,” tandasnya.

(Sumber:Antara)

x|close