Rupiah Dibuka Menguat Rp16.805 per Dolar AS Seiring Kekhawatiran Resesi di AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 11 Apr 2025, 10:22
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat, 1 Maret 2025. Petugas menghitung uang pecahan dolar AS dan rupiah di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Jumat, 1 Maret 2025. (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Jumat pagi 11 April 2025 di Jakarta menguat sebesar 18 poin atau 0,11 persen menjadi Rp16.805 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.823 per dolar AS.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong mengatakan nilai tukar (kurs) rupiah berpotensi menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS), yang anjlok ke level terendah sejak Juli 2023.

"Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang anjlok ke level terendah dalam sejak Juli 2023 oleh kekhawatiran resesi di AS dari perang dagang eskalasi tarif AS-China," ucapnya, Jumat 11 April 2025.

Presiden AS Donald Trump telah menegaskan tarif impor AS terhadap China menjadi 145 persen dari sebelumnya 125 persen.

Baca juga: Heboh Gempa Bogor Disertai Dentuman dan Gemuruh yang Mengerikan, Ini Kata BMKG

Pada awalnya, Trump menaikkan tarif impor ke China menjadi sebesar 104 persen, yang dibalas oleh Presiden China Xi Jinping dengan total penetapan tarif impor sebesar 84 persen terhadap produk AS.

Kemudian, pada Rabu (10/4), AS kembali menaikkan tarif impor dari China menjadi sebesar 125 persen di tengah penundaan tarif resiprokal terhadap berbagai negara.

Memasuki Kamis (11/4), Trump merevisi tarif impor ke China menjadi 145 persen, yang merupakan batas bawah atau masih berpotensi meningkat ke depan.

Adanya perang tarif meningkatkan kekhawatiran resesi di AS dengan perkiraan 65 persen dari Goldman Sachs dan JP Morgan 60 persen.

Dolar AS juga tertekan peningkatan prospek pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang menyusul data inflasi bulanan AS tercatat menurun dari sebelumnya 0,2 persen month to month (mtm) menjadi minus 0,1 persen (mtm). 

Baca juga: Pecah Rekor, Harga Emas Antam Dekati Rp1,9 Juta Segram

Begitu pula dengan inflasi tahunan yang turun dari sebelumnya 2,8 persen year on year (yoy) menjadi 2.4 persen (yoy).

Berdasarkan polling CME FedWatch, lebih dari 50 persen menduga The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga sebesar 75-100 basis points (bps).

"Namun, penguatan (rupiah) diperkirakan akan terbatas di tengah sentimen risk off di pasar ekuitas," ujar Lukman.

Mengacu berbagai faktor tersebut, kurs rupiah diperkirakan berkisar Rp16.700-Rp16.900 per dolar AS. (Sumber:Antara)

x|close