Pembangunan Pabrik BYD Subang Diganggu Ormas, Moeldoko: Tumpas Saja!

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Apr 2025, 13:02
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Logo BYD ditampilkan di Pameran Otomotif Internasional Beijing (Auto China 2024), di Beijing, China, 25 April 2024. (Foto: Dok/Tingshu Wang/Reuters) Logo BYD ditampilkan di Pameran Otomotif Internasional Beijing (Auto China 2024), di Beijing, China, 25 April 2024. (Foto: Dok/Tingshu Wang/Reuters)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko mendukung langkah Gubernur Jawa Barat untuk menindak premanisme yang dapat mengganggu investasi.

Hal ini menyinggung kasus premanisme yang terjadi pada pembangunan fasilitas manufaktur BYD di Subang, Jawa Barat.

"Saya mendukung apa yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat, tumpas saja itu," ucap Moeldoko dikutip, Rabu 23 April 2025.

Lebih lanjut, Moeldoko menyayangkan tindak premanisme yang terjadi pada pembangunan pabrik yang digadang-gadang akan menjadi pabrik otomotif terbesar di ASEAN tersebut.

Baca juga: Kecelakaan Beruntun Mengerikan, Truk Besi Hantam Mobil Sampai Ringsek Terperosok Jurang di Padang

Menurutnya masyarakat seharusnya turut ambil andil dalam menciptakan iklim investasi yang baik, sebab dengan hadirnya investasi akan terbuka pula lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat.

"Saya mengimbau supaya di tengah situasi iklim dunia usaha yang relatif perlu perhatian, maka kita semua, masyarakat Indonesia harus menciptakan iklim investasi yang baik, jangan sampai pengangguran makin banyak tapi malah, di satu sisi kan ironis, kita perlu peluang untuk bekerja, ada orang (investor) datang memberikan peluang, diganggu sama yang lain," ungkapnya.

Seperti diketahui, kabar adanya gangguan dari organisasi masyarakat (ormas) berbentuk premanisme pada pabrik perusahaan mobil listrik asal China itu sebelumnya disampaikan Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno.

Eddy mengungkap pembangunan pabrik BYD di Subang, Jawa Barat sempat diganggu ormas berbentuk aksi premanisme.

Kabar ini didapatkan Eddy saat memenuhi undangan Pemerintah China dalam rangkaian kunjungan di Shenzhen, China.

Baca juga: Harga Suzuki Jimny Selangit, Lebih Untung Beli Baru atau Bekas?

“Sempat ada permasalahan terkait premanisme ormas yang mengganggu pembangunan dari sarana produksi BYD. Pemerintah perlu tegas untuk kemudian menangani permasalahan ini, jangan sampai investor datang ke Indonesia dan merasa kemudian tidak mendapatkan jaminan keamanan, hal yang paling mendasar bagi investasi untuk masuk ke Indonesia,” imbuh Eddy melalui unggahan video di Instagram dikutip Rabu.

Investasi besar BYD di kota mandiri terintegrasi untuk kawasan industri dan komersil di Indonesia, Subang Smartpolitan, diprediksi akan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Indonesia. Dikabarkan BYD menggelontorkan investasi hingga Rp 11,7 triliun.

Pabrik EV ini tidak hanya akan menciptakan ribuan lapangan kerja baru, tetapi juga meningkatkan transfer teknologi dan keahlian di bidang manufaktur EV.

Hal ini akan mendorong pertumbuhan industri pendukung di sektor EV, bahkan membuka peluang baru bagi perusahaan lokal untuk terlibat dalam rantai pasokan global EV.

BYD berencana membangun ekosistem EV yang komprehensif di Subang Smartpolitan, termasuk pusat penelitian dan pengembangan serta fasilitas pelatihan yang dilengkapi dengan teknologi terkini yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Baca juga: KPK Ungkap 21 Tersangka Potong Dana Hibah Pokmas Jatim Sampai 20 Persen

Saat ini, luas lahan pabrik BYD adalah 108 hektare (Ha) dan telah memutuskan pengembangan serta penambahan baru menjadi 126 Ha.

Rencananya BYD Indonesia akan menambah kapasitas produksi dari yang awalnya 150.000 unit per tahun. Kemudian terbuka untuk pengembangan fasilitas baterai dan kendaraan jenis Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) premium di awal tahun depan.

Disebutkan penambahan kapasitas produksi ini rencananya akan menambah total tenaga kerja dari sebelumnya 8.700 orang menjadi 18.814 orang.

Pembangunan pabrik ini ditargetkan akan memulai produksi komersialnya pada awal 2026. (Sumber:Antara)

x|close