Ntvnews.id, Tokyo - Pemerintah Jepang pada Jumat, 25 April 2025 mengumumkan serangkaian kebijakan ekonomi darurat untuk mengantisipasi dampak kenaikan tarif dari Amerika Serikat (AS), menurut laporan media lokal.
Dilansir dari Kyoto News, Minggu, 27 April 2025, Langkah darurat tersebut mencakup lima pilar utama, termasuk dukungan pembiayaan untuk perusahaan dan upaya mendorong konsumsi domestik, guna mengurangi kekhawatiran bahwa tarif AS akan membebani ekspor Jepang dan berdampak buruk terhadap perekonomian nasional.
Pemerintah Jepang juga berkomitmen untuk menurunkan harga bensin dan solar sebesar 10 yen per liter, memberikan subsidi untuk tagihan energi, serta mempertimbangkan perluasan akses pinjaman berbunga rendah untuk usaha kecil mulai bulan depan, menurut laporan tersebut.
Baca Juga: Kevin Diks Cedera Parah, Bakal Absen Bela Timnas Indonesia Lawan China dan Jepang?
Dalam pertemuan perumusan paket bantuan, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba menegaskan bahwa tarif dari AS berpotensi merusak sektor-sektor vital seperti industri otomotif dan baja, yang menjadi fondasi ekonomi nasional.
"Kita perlu menegaskan kepada AS bahwa perusahaan-perusahaan Jepang telah memberikan kontribusi besar terhadap ekonomi Amerika melalui investasi dan penciptaan lapangan kerja," ujar Ishiba.
Baca Juga: Ricky Siahaan, Gitaris Seringai Meninggal Dunia Usai Manggung di Jepang
Sementara itu, Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang, Ryosei Akazawa, yang memimpin negosiasi tarif dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump, dijadwalkan melakukan kunjungan tiga hari ke AS mulai Rabu, 30 April 2025, pekan depan untuk menggelar putaran kedua pembicaraan dengan pejabat AS.
Kunjungan resmi kedua Akazawa ke Washington ini dilihat sebagai kesempatan bagi Jepang untuk memperjuangkan pengecualian atau revisi tarif AS, meskipun dalam pertemuan pertama pihak AS telah menyatakan bahwa tidak akan ada pengecualian atau perlakuan istimewa, menurut laporan tersebut.