Korban Judi Online Terima Bansos, Beda Menko Airlangga dengan Menko Muhadjir

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Jun 2024, 15:21
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
menko Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara soal usulan korban judi online dapat bansos/Muslimin Trisyuliono menko Perekonomian Airlangga Hartarto buka suara soal usulan korban judi online dapat bansos/Muslimin Trisyuliono

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto angkat bicara terkait pemberian bantuan sosial (bansos) kepada korban judi online.

Menko Airlangga berbeda pendapat dengan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy.

Menurut Airlangga, mengatakan, korban judi online atau judol tidak mendapatkan fasilitas bantuan dari pemerintah. Hal tersebut lantaran mereka tak sama seperti pengemudi ojek online.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/YouTube Bank Indonesia Menko Perekonomian Airlangga Hartarto/YouTube Bank Indonesia

"Wah kalau judi online itu judol namanya, kalau judol tidak dapat fasilitas seperti ojol," ucap Menko Airlangga di kantornya, Jumat, 14 Juni 2024. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menyebutkan pemerintah akan membantu korban judi online dengan memberikan bantuaan sosial.

Hal tersebut setelah nama korban judi online dimasukan ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) oleh Kemenko PMK.

"Kita masukan di dalam DTKS sebagai pemerima bansos ya," ucap Menko PMK Muhadjir di Istana Kepresidenan, Kamis lalu (14/6/2024).

"Banyak yang menjadi miskin baru itu menjadi tanggung jawab kita, tanggung jawab dari Kemenko PMK," imbuhnya.

Lanjut kata Muhadjir, judi online tak hanya dilakukan oleh masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Para korban judi online juga ada yang berasal dari golongan intelektual.

"Tidak hanya segmen masyarakat tertentu misalnya masyarakat bawah saja. Tapi juga masyarakat atas juga mulai banyak, termasuk kalangan intelektual, kalangan perguruan tinggi juga banyak yang kena juga," kata dia.

x|close