Ntvnews.id, Jakarta - Fortune merilis peringkat 500 perusahaan terbesar di Asia Tenggara melalui Fortune Southeast Asia 500 untuk tahun 2024.
Fokus Fortune pada wilayah Asia Tenggara ini karena mempunyai peran penting dalam perekonomian global setelah pergeseran rantai pasok dan perkembangan pesat ekonomi kawasan tersebut.
Fortune mengukur ranking teratas perusahaan dari tujuh negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina dan Kamboja.
Indonesia mendominasi dengan 110 perusahaan, lalu disusul Thailand dengan 107 perusahaan. Sementara Malaysia dengan 89 perusahaan yang masuk dalam daftar tersebut.
Kemudian Vietnam dengan 70 persuhaan dalam daftar tersebut, Filipina dengan 38 perusahaan dan Kamboja dengan dua perusahaan.
Sepuluh perusahaan teratas dalam daftar 500 Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara diisi sektor industri yang beragam. Sektor energi menempati tiga posisi teratas, dengan PTT Thailand di nomor 2, Pertamina Indonesia di nomor 3, dan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Indonesia di nomor 6.
Singapura memiliki jumlah perusahaan terbanyak di 10 teratas, dengan Trafigura di nomor 1, Wilmar di nomor 4, Olam di nomor 5, Flex di nomor 8, dan DBS di nomor 10. Perusahaan lainnya dalam 10 besar CP All Thailand di nomor 7 dan San Miguel Filipina di nomor 9.
Sepuluh perusahaan terbesar dalam daftar ini melaporkan pendapatan sebesar USD650 miliar, lebih dari sepertiga total pendapatan untuk tahun fiskal 2023 dari seluruh perusahaan Southeast Asia 500 yang mencapai USD1,8 triliun. Ambang batas pendapatan minimum untuk masuk dalam daftar adalah USD460,8 juta.
Dengan pendapatan kolektif sebesar USD242 miliar, sektor perbankan merupakan sektor terbesar kedua di Asia Tenggara. Secara signifikan, sembilan bank masuk dalam 20 perusahaan paling menguntungkan, dengan DBS dari Singapura memimpin baik dari segi pendapatan maupun laba.
Bank-bank dari Indonesia yang termasuk dalam kelompok in PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Central Asia Tbk.
Secara keseluruhan, pendapatan dan laba menyusut selama setahun terakhir untuk 500 Perusahaan Terbesar di Asia Tenggara. Namun, perubahan tersebut, yang didorong oleh pasar energi yang lemah, menutupi kisah pertumbuhan yang mengesankan di berbagai industri.
Perusahaan yang tumbuh cepat termasuk penambang Indonesia Harita Nickel dan Merdeka Battery Materials, perusahaan perjalanan seperti Thai Airways, dan berbagai perusahaan asuransi dan bank.